Tertatih-tatih akibat kakimu yang sakit, kamu menghampiri kertas-kertas yang dipenuhi gambar ala anak-anak yang ditempel di dinding. Terlihat tidak bermakna, namun pada saat kamu menaruh perhatian lebih lanjut, justru gambar-gambar itu menceritakan apa yang pernah terjadi di rumah ini. Sketsa rumah yang buruk, ditambah dengan gambar sepasang orang dewasa yang sedang menggandeng dua anak laki-laki yang masih kecil, menandakan rumah ini pernah ditinggali oleh keluarga kecil yang bahagia. Melihat bentuk mainan-mainan itu, sebagian tergolong cukup modern (meski tidak ada Thomas-Thomas-an apalagi Transformer), tentunya keluarga ini bukan keluarga bangsawan yang dimaksud. Kemungkinan keluarga itu pernah tinggal di sini sekitar 20-30 tahun lalu.
Kamu menyentuh gambar yang berisi muka anak kecil yang dicoret-coret, dengan tulisan MATI berwarna merah--dan perasaanmu langsung menjadi tidak enak. Gambar itu kelihatan mengerikan sekali. Artinya pun tidak kalah tragis. Salah satu dari kedua anak itu perlu disingkirkan. Dugaan awalmu adalah salah satu dari anak itu menderita penyakit tertentu. Oleh karena itu, dia harus diungsikan ke kamar di atas loteng.
Namun melihat monster itu, kamu tahu dugaanmu salah total.
Sebagai seorang penulis, kamu pandai menduga-duga--ditambah dengan logika dan kemampuan untuk menelaah fakta-fakta yang ada, kamu mulai mereka-reka, kejadian apa yang pernah terjadi di rumah mengerikan ini.
Saat kamu mendengar monster itu meraung "Mati!", kamu langsung menyadari bahwa monster itu pastilah orang yang mencoret-coret muka anak dalam gambar itu--sekaligus pelukis gambar tersebut. Yah, monster itu adalah salah satu dari kedua anak itu. Anak yang menuliskan kata MATI dalam gambar itu, dan anak yang mengukir kata MATI di ruang bawah tanah. Melihat ukuran badannya yang tidak biasa--dan anggota-anggota tubuhnya juga--tentunya dialah menderita penyakit yang menyeramkan--penyakit yang membuat pertumbuhan badannya melebihi manusia normal, penyakit yang berefek buruk pada kulitnya...
Kusta?
Ketakutan langsung mencekam hatimu. Amit-amit, jangan sampai kusta. Jangan sampai kamu ketularan penyakit mengerikan itu. Lagi pula, kusta kan memakan tubuhnya, bukannya membuat tubuhnya makin besar. Pasti ini penyakit lain, dan kamu hanya bisa berharap penyakit itu tidak menular.
Fokus. Fokus pada permasalahan.
Anak itu menderita penyakit, dan dia iri pada saudaranya yang sehat. Saudaranya pun diungsikan ke kamar atas, dihukum karena bernasib beruntung. Sementara itu, si anak sakit memaksa seluruh isi rumah untuk mencurahkan perhatian padanya. Namun, rupanya nasib berkata lain. Satu per satu pergi dari rumah itu--sisanya mati mendahului si anak sakit. Pada akhirnya, si anak sakit tumbuh menjadi monster sakit, hidup sendirian di rumah ini.
Kamu bertanya-tanya, siapa yang menjadi contact person si agen properti, orang yang menyewakan rumah ini? Apakah salah satu anggota keluarga yang melarikan diri?
"MATI!"
Gerungan di luar kamar membuatmu tersentak. Monster itu sudah mendekat. Kamu tidak tahu berapa lama pintu kamar bisa bertahan dari terjangan si monster, jadi kamu harus kabur secepatnya.
Kamu menarik tangga menuju loteng, lalu mendaki tangga itu sambil tersaruk-saruk dengan salah satu tangan memegang senjatamu. Kakimu makin sakit saja, tapi kamu harus menahannya demi menyelamatkan hidupmu. Kamu tiba di kamar gersang di atas loteng, dan merasakan kelegaan saat melihat sinar bulan menyeruak melalui jendela kecil di atas atap. Jendela kecil itu juga merupakan salah satu hal yang kamu andalkan: kalau memang semua jalan tertutup, hanya jendela inilah satu-satunya akses menuju luar rumah.
Kamu menarik tangga itu kembali ke atas. Dengan demikian, meskipun si monster sanggup menghancurkan pintu ruang bermain, dia takkan bisa mengejarmu ke atas sini. Di sana, kamu mulai berkonsentrasi. Kamu harus mencari sesuatu yang bisa kamu gunakan untuk menolongmu. Sesuatu yang bisa muat di dalam sakumu.
Kamu membuka laci nakas di samping tempat tidur, dan mendesah kecewa saat melihat isinya kosong. Kamu membuka lemari, yang ternyata juga kosong. Akhirnya, dengan putus asa kamu melongok ke bawah tempat tidur.
Tidak diduga, ada beberapa benda di bawahnya. Memang, hanya ada sedikit sekali benda yang berguna, tapi kamu tahu setiap benda pasti memiliki kegunaan tak terduga. Di sana ada botol plastik kecil, garpu, kotak pensil, dan tali rafia.
Saat kamu meraih benda itu, mendadak sebuah ide luar biasa terbersit dalam otakmu. Lalu, dengan penuh tekad, kamu pun memasang tangga dan turun kembali ke ruang bermain.
Baca episode berikutnya.
INSTRUKSI MysteryGame@Area47 UNTUK MINGGU INI:
Hai para peserta MysteryGame@Area47!
Kirimkan email ke lexiexu47@gmail.com dengan subject yang diisi dengan nama panggilan DAN jawaban dari pertanyaan di bawah ini:
BENDA APAKAH YANG KAMU AMBIL DARI KOLONG TEMPAT TIDUR? (Pilih antara: botol plastik kecil, garpu, kotak pensil, tali rafia. Tidak perlu sebutkan alasannya.)
Di dalam email tersebut, tuliskan nilai HP dan EP dari episode 4 alias episode battle #1 yang diadakan minggu lalu.
Lexie tunggu jawabannya sampai enam hari lagi.
Good luck, everybody!
xoxo,
Lexie
3 comments:
kak, aku ketinggalan yang ini jadi kayaknya nggak boleh lanjut ya ? aku Aulia ,
Masih bisa kok Aulia, oh iya nama panggilannya Aulia ya bukan Nisa, hihihi, maap yaa ^^
kak, aku sabrina, aku telat banget nih ikutannya... gapapa kan?hehe
Post a Comment