Sunday, August 7, 2011

MysteryGame@Area47: THE WRITER, episode 3

... tidak ada orang di balik pintu.

Tidak. Tidak mungkin. Kamu menengok ke kanan dan ke kiri, dan melakukannya sekali lagi untuk meyakinkan dirimu. Kamu menyadari bahwa gerakanmu sedikit lebih liar daripada yang seharusnya, namun kamu tidak peduli. Yang lebih penting adalah kesunyian yang begini mustahil. Jelas-jelas tadi ada yang membalas tatapanmu dari balik pintu. Sekarang, ke mana perginya pemilik mata yang besarnya melebihi rata-rata itu?

Sial, tidak ada orang begini malah lebih seram ketimbang ada.

Lalu sebuah pikiran tak menyenangkan terbersit dalam pikiranmu.

Jangan-jangan, yang mengetuk pintu tadi bukan manusia.

Tidak. Kamu menggeleng. Kamu akui, kamu memang gampang ketakutan saat mendengar cerita-cerita horor. Tapi itu tidak berarti kamu memercayai adanya hantu. Kamu orang yang selalu mengandalkan logika, sementara hantu-hantuan sama sekali tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat. Jadi, sampai ada bukti nyata soal hantu atau makhluk halus, kamu akan tetap berasumsi oknum pengetuk pintu tadi adalah manusia biasa yang bermuka seram. Mungkin mukanya seram karena jelek.

Mulai deh kebiasaan jelekmu. Kalau lagi takut, kamu jadi sering menghina-hina orang.

Untuk meyakinkan dirimu, kamu mengecek sekali lagi sebelum akhirnya menutup pintu dan memasang selotnya. Namun karena masih merasa tidak aman, kamu mengeluarkan rencengan kunci yang diberikan si agen properti, mencari-cari kunci berlabel "Pintu Depan", lalu menguncinya. Saking lelahnya dengan semua pengalaman ini, kamu bersandar pada pintu. Tatapanmu bertabrakan dengan mata wanita dalam lukisan.

Kamu berani bersumpah senyumnya semakin lebar.

Oke, sekarang kamu merasa mulai sinting. Coba kamu tidak sok-sokan datang sendirian, melainkan membawa salah satu temanmu yang tentunya bakalan girang diberi posisi Asisten Penulis Muda, tidak peduli tugasnya adalah membersihkan kamar mandi dan mengusir hantu. Kamu mempertimbangkan untuk memanggil mereka ke sini. Tapi sebelumnya, kamu harus membersihkan senjata penuh debu yang sudah mulai membuatmu bersin-bersin.

Nah, sekarang kamu sudah punya senjata yang bisa kamu andalkan. Dengan perasaan yang lebih tenang, kamu membuat makan malam sederhana berupa nasi dengan telor orak-arik. Mungkin karena mencium bau makanan, si kucing muncul lagi. Terpikir olehmu, kucing ini lebih gendut dari yang seharusnya. Maksudmu, kalau dia hobi berkeliaran di rumah ini, kan tidak ada yang memberinya makanan. Kok bisa-bisanya dia subur begini?

"Mungkin kalo lo bisa ngomong, lo bisa cerita banyak ya soal rumah ini," katamu keras-keras sambil menyendokkan sebagian telormu ke piring kecil untuk si kucing.

Si kucing hanya menatapmu dengan sepasang matanya yang berbentuk bulan sabit kembar yang berbeda warna. Tampangnya kelihatan misterius. Mungkin dia memang sudah melihat hal, dan mungkin kamu tidak ingin tahu apa yang sudah pernah dilihatnya. Minimal, kamu tidak ingin melihat secara langsung bagaimana dia memburu tikus-tikus di ruang bawah tanah.

"Yuk, Cink, kita makan bareng di kamar gue. Biar lo kecil dan jelek, lumayan lah daripada harus makan sendirian."

Dengan ekor yang bergoyang-goyang riang, si kucing mengikutimu. Aneh juga, kucing ini makin lama makin kelihatan lucu. Sekali lagi, mungkin ini efek tinggal sendirian. Teman seperti apa pun juga kamu terima dengan penuh syukur--selama itu adalah teman, bukannya pengganggu apalagi musuh.

Kamu menetapkan hati. Pokoknya, setelah makan, kamu akan menelepon teman-temanmu dan menyuruh mereka ke sini.

Kamu menyiapkan makanan di atas meja, sementara si kucing menikmati telornya di lantai dengan tenang. Kamu memasang laptop-mu dan mencolok charger-nya supaya baterenya tetap penuh saat kamu bekerja. Sambil makan, kamu menatap ke luar jendela. Senja sudah mulai turun, dan kamarmu mulai gelap--pastilah demikian juga halnya dengan seluruh bagian rumah. Jantungmu berdebar-debar. Seperti apakah malam pertama yang akan kamu lalui di rumah ini? Pasti akan sulit sekali tidur. Lebih baik kamu lewatkan malam ini dengan bekerja saja. Setidaknya, kamu bisa menyaksikan sendiri bagaimana sikon rumah ini di saat malam.

Kamu menyalakan lampu di kamarmu. Payah, cahayanya ternyata berwarna kuning temaram seperti yang biasa digunakan di hotel-hotel. Mungkin kebanyakan orang senang dengan lampu temaram yang romantis dan berkesan mewah, tapi kamu lebih suka lampu putih yang terang benderang. Bagaimanapun juga, kamu butuh cahaya sebanyak-banyaknya supaya matamu tidak gampang letih. Kamu mengingatkan diri untuk menyuruh temanmu--siapa pun juga itu--untuk membawakan bohlam baru.

Lagi enak-enak makan, mendadak si kucing menggeram ke arah pintu. Tubuhnya melengkung dengan bulu punggung berdiri tegak. Kamu menghentikan acara makanmu, lalu mendekati pintu. Astaga, ada bunyi di luar, menyerupai bunyi seseorang--atau sesuatu--sedang menggaruk-garuk lantai.

Selera makanmu langsung lenyap.

Kamu meletakkan piringmu dan bertekad untuk menelepon minta bala bantuan sekarang juga. Kamu meraih tas ranselmu dan mengeluarkan BlackBerry. Celakanya, benda itu ternyata sedang tidak berfungsi. Rupanya kamu lupa untuk mengisi baterenya. Gawat. Tanpa berpikir panjang lagi, kamu mengeluarkan charger dan mencolok charger ke colokan listrik.

Dan semua lampu pun seketika padam.

Arghhh! Sial. Kamu lupa kalau daya listrik di rumah ini sangat rendah, padahal si agen properti sudah memperingatkanmu. Untuk menyalakan kembali listriknya, kamu harus menaikkan pengungkit di kotak sekring--dan kotak sialan itu ada di belakang rumah.

Bagaimana ini? Kamu tidak ingin keluar dan ketemu dengan makhluk apa pun itu yang sedang menggaruk-garuk lantai. Tapi kamu juga tidak mungkin membiarkan dirimu berada di tengah kegelapan sepanjang malam.

Kamu putuskan untuk keluar, tapi bukannya tanpa persiapan. Kamu meraih senter yang sempat kamu taruh di meja waktu beres-beres, tak lupa senjata yang sudah kamu persiapkan. Akan tetapi, kamu masih merasa tidak aman. Kamu membuka laci mejamu. Di sana terdapat sebuah gunting, sekotak paku payung, sebuah pemberat kertas, dan mouse cadangan. Kamu mengambil salah satunya dan memasukkannya ke dalam kantong celanamu.

Lalu, kamu pun pergi ke luar kamar.

Baca episode berikutnya.

INSTRUKSI MysteryGame@Area47 UNTUK MINGGU INI:

Hai para peserta MysteryGame@Area47!

Kirimkan email ke lexiexu47@gmail.com dengan subject yang diisi dengan nama panggilan, sementara dalam emailnya kamu menjawab pertanyaan ini:

BENDA APAKAH YANG KAMU AMBIL DARI LACI? (Pilih antara: gunting, paku payung, pemberat kertas, mouse. Tidak perlu sebutkan alasannya.)

Lexie tunggu jawabannya sampai enam hari lagi. Bagi yang belum mengirimkan jawaban episode 1 dan 2, Lexie tunggu jawabannya sampai hari Sabtu juga. Ingat, minggu depan akan ada episode battle, dan itu berarti, mulai dari episode 4, tidak boleh ada peserta baru lagi.

Good luck, everybody!

xoxo,
Lexie

No comments: