Showing posts with label tips menulis. Show all posts
Showing posts with label tips menulis. Show all posts

Sunday, August 31, 2014

Lexie's Writing Style #5: Jadilah Penulis yang "Jahat"

Jadilah penulis yang "jahat". Siksalah pembaca-pembacamu dengan menyajikan misteri demi misteri. Tidak peduli apa pun genre yang sedang kalian tulis, pasti karakter-karaktermu punya rahasia, setiap kejadian memiliki makna tersirat, dan bagaimana akhir cerita yang kalian buat juga merupakan misteri yang harus dikupas pembaca. Cari cara untuk membuat mereka makin penasaran dari satu bab ke bab lain. Itulah salah satu seni menulis yang paling menyenangkan.

Sementara itu, saat kita mengetik, marilah kita ketawa jahat ala Lee Gun di drama Korea Fated to Love You. Muahahahahaha.

Saturday, June 28, 2014

Lexie's Writing Style #4: Boneka dan Pembuatnya Tidaklah Sama

"The doll and its maker are never identical."

Ungkapan ini kudapatkan dari Sir Arthur Conan Doyle. Waktu menerbitkan cerita tentang Sherlock Holmes yang merendahkan Auguste Dupin, sang penulis mendapat banyak surat haters lantaran dianggap menghina detektif dari Perancis tersebut, padahal Dupin sudah ada bahkan sebelum kata "detektif" ada (salute to Edgar Allan Poe for that!). Pada saat itulah Sir Arthur Conan Doyle menjawab para haters tersebut dengan kalimat terkenal tersebut: "The doll and its maker are never identical." Boneka dan pembuatnya tidaklah sama.

Kata-kata yang, sungguh, powerful banget--dan menjadi panduan utamaku dalam menulis.

Sebagai penulis fiksi, kita selalu tergoda untuk menuliskan cerita dengan tokoh utama yang mirip dengan diri kita sendiri. Namun, jika kita terus-menerus menulis tokoh utama yang mirip dengan diri kita, kemampuan kita tidak bakalan berkembang dan karya kita akan menjadi karya yang "begitu-begitu saja". Jadi, tantanglah diri kita hari ini, sanggupkah kita membuat cerita yang tidak ada hubungannya dengan diri kita, kepribadian kita, minat kita, kehidupan kita. Jika kalian bisa melakukannya, aku bisa dengan yakin berkata pada kalian, "You're one great writer."

xoxo,
Lexie

Saturday, June 7, 2014

Lexie's Writing Style #3: Let It Go

Dalam kehidupan, kita dibatasi oleh rasa takut, kurangnya kemampuan, dan peraturan. Tapi dalam menulis, lepaskan semuanya. Kita bisa menjadi siapa saja, bisa melakukan apa saja, bisa lolos dari kejaran siapa pun juga. Jadi, let it go!!

So yes, this is totally my song, and it should be your song too. ♥

LET IT GO
Idina Menzel

The snow glows white on the mountain tonight
Not a footprint to be seen.
A kingdom of isolation,
and it looks like I'm the Queen
The wind is howling like this swirling storm inside
Couldn't keep it in;
Heaven knows I've tried

Don't let them in,
don't let them see
Be the good girl you always have to be
Conceal, don't feel,
don't let them know
Well now they know

Let it go, let it go
Can't hold it back anymore

Let it go, let it go
Turn away and slam the door
I don't care
what they're going to say
Let the storm rage on.
The cold never bothered me anyway

It's funny how some distance
Makes everything seem small
And the fears that once controlled me
Can't get to me at all

It's time to see what I can do
To test the limits and break through
No right, no wrong, no rules for me,
I'm free!

Let it go, let it go
I am one with the wind and sky
Let it go, let it go
You'll never see me cry
Here I stand
And here I'll stay
Let the storm rage on

My power flurries through the air into the ground
My soul is spiraling in frozen fractals all around
And one thought crystallizes like an icy blast
I'm never going back, the past is in the past

Let it go, let it go
And I'll rise like the break of dawn
Let it go, let it go
That perfect girl is gone
Here I stand
In the light of day
Let the storm rage on

The cold never bothered me anyway!

Saturday, May 10, 2014

Lexie's Writing Style #2

Perjalanan hidup yang menginspirasi bukanlah perjalanan hidup yang mulus-mulus saja, melainkan perjalanan hidup di mana kita memulai dari nol, dipenuhi jatuh-bangun, dan harus berjuang melewati kesulitan demi kesulitan.

Oleh karena itu, dalam menulis, kita harus berusaha untuk tidak terlalu "menyayangi" karakter utama sampai-sampai terus "menghadiahi"-nya kejadian-kejadian menyenangkan. Sebaliknya, hantam karakter utama dengan pengalaman-pengalaman buruk yang terlintas, baik besar maupun kecil, dan biarlah si karakter utama merangkak melewati semua itu. Ciptakan karakter yang tangguh, bukan karakter yang hanya bisa menangis cantik seraya menunggu pangeran berkuda putih. Sudah nggak zaman lagi bo, karakter utama yang lemah-lembut dan tidak berdaya begitu.

"You never know how strong you are, until being strong is the only choice you have." - Anonymous

Thursday, May 8, 2014

Lexie's Writing Style #1

Setiap orang di dunia ini adalah tokoh utama dalam kisah mereka masing-masing. Ada yang happy ending, ada pula yang sad ending. Namun yang lebih penting bukanlah akhirnya, melainkan perjuangan yang dilakukan. Kita tidak perlu menjadi manusia sempurna untuk menjadi tokoh utama yang disukai dan dibela pembaca. Yang perlu kita lakukan hanyalah, terus berjuang dan melakukan yang terbaik bagi semua orang. Bahkan Scarlett O'Hara dalam Gone With The Wind, dalam segala keegoisan dan keterbatasannya, dibela pembaca karena dia berjuang gila-gilaan demi semua orang.

Inilah alasan aku senang menulis dalam beberapa sudut padang. Karena semua orang adalah tokoh utama.

Saturday, August 11, 2012

Bagaimana Caranya Menerbitkan Naskah di Gramedia Pustaka Utama?

Source: http://www.gramediapustakautama.com/berita-detail/16/Bagaimana-Caranya-Menerbitkan-Naskah-di-Gramedia-Pustaka-Utama

Banyak penerbit yang bisa kamu pilih untuk menerbitkan karyamu. Bagaimana cara memilih penerbit yang bagus? Pilihlah penerbit yang kira-kira tertarik pada karyamu. Untuk Lexie, Gramedia Pustaka Utama adalah pilihan satu-satunya. Penerbit yang hanya menerbitkan buku-buku yang berkualitas yang berarti, kalau naskah kita diterima, ini berarti sebuah pengakuan besar terhadap kemampuan kita). Penerbit dengan reputasi tepercaya, sehingga kita tidak perlu takut naskah kita dibajak. Penerbit dengan editor-editor ramah dan berpengalaman, yang menghargai setiap penulisnya dan membantu para penulis menerbitkan buku sesuai keinginan mereka. Dalam kesempatan ini Lexie ingin berterima kasih kepada Gramedia Pustaka Utama yang sudah membantu Lexie mencapai cita-citanya. Love you, GPU!

xoxo,
Lexie


Kami selalu menerima naskah dari penulis untuk kami terbitkan, bila naskah tersebut kami nilai memenuhi standar penerbitan kami. Namun, maaf sekali, kami tidak bisa menerima naskah yang dikirimkan melalui e-mail, karena akan menyulitkan tim editor dalam melakukan penilaian naskah.

Apabila Anda ingin menerbitkan naskah Anda, silakan kirimkan naskah tersebut ke alamat kami di
PT Gramedia Pustaka Utama
Gedung Kompas Gramedia Lantai 5
Jl. Palmerah Barat 29-37
Jakarta 10270

Cantumkan jenis naskah Anda di sudut kiri atas. Fiksi/Nonfiksi. Remaja/Dewasa. Dll. Untuk memudahkan proses seleksi/pengkategorian.

Naskah yang dikirimkan harus dalam bentuk print out, lengkap (tidak hanya cuplikan naskah).Sertakan pula sinopsis cerita.

Tebal naskah untuk novel 100-200 halaman. (Bisa lebih asal jangan berlebihan)

Untuk buku anak, lengkapi dengan contoh ilustrasi. Konsep cerita (terutama untuk buku berseri).

Jenis kertas yang digunakan bebas, asal mudah dan enak dibaca. Ukuran font 12pt, dan spasi 1,5. Tema naskah juga bebas, selama tidak menyinggung SARA dan vulgar.

Sertakan bersama naskah Anda, data diri singkat.

Naskah sebaiknya sudah dijilid, agar tidak tercecer selama dibaca oleh tim editor kami.

Setelah masuk ke meja redaksi, naskah akan dibaca oleh tim editor selama minimal 4-5 bulan. Naskah yang belum bisa kami terbitkan, akan kami kembalikan.

Untuk keterangan lebih lanjut, Anda dapat menghubungi 53650110 ext. 3511/3512 (redaksi fiksi/nonfiksi).
Atau via e-mail: fiksi@gramediapublishers.com atau nonfiksi@gramediapublishers.com

NB.: Kami tidak memungut bayaran apapun kepada penulis yang ingin menerbitkan naskahnya.

Tips-tips Menulis dari Lexie

1. Biasakan diri menulis setiap hari. Satu halaman, satu paragraf, atau, mengutip Stephen King, tujuh kata pun sudah merupakan perkembangan yang bagus.

2. Buatlah tokoh dengan karakteristik mendetail. Misalnya: Tony si cowok ganteng yang dekil, tipe cowok yang bikin iri semua orang karena bisa mendapatkan semuanya dengan mudah: tampang ganteng, orangtua tajir, otak cerdas, jago olah raga. Dia naksir berat pada tetangganya yang sudah dikenalnya dari kecil. Tony juga cowok yang sangat loyal pada teman-temannya, dan nggak segan-segan berinisiatif melakukan apa saja untuk membela mereka.

3. Cemplungkanlah tokoh-tokoh itu dalam berbagai kesulitan. Siksa mereka seganas-ganasnya (ups).

4. Biarkan karakter dari setiap tokoh yang berbicara, bagaimana mereka meloloskan diri dari setiap kesulitan itu. Jangan memaksa mereka melakukan apa yang tidak ingin mereka lakukan. Menentang karakter si tokoh akan membuat si tokoh terlihat tidak hidup.

5. Selami perasaan mereka, tertawa bersama mereka, menangis bersama mereka, marah untuk masalah-masalah mereka, jatuh cinta pada orang yang mereka sukai. Ingat, kalau penulisnya saja tidak tergerak hatinya, bagaimana mungkin bisa menggerakkan hati pembaca?

6. Dalam menulis setiap adegan, ingat-ingatlah untuk menulis adegan yang ingin kamu baca, cerita yang bikin kamu penasaran dan bertanya-tanya bagaimana kelanjutan dari kisah tersebut. Kalau kamu nggak penasaran, pembaca nggak akan penasaran juga.

7. Yang terakhir, jangan pernah batasi imajinasimu. ^^v

Informasi penting:

1. Tidak ada batasan usia untuk menjadi penulis. Kamu tetap bisa menjadi penulis meski baru SMP.

2. Tidak perlu membayar kepada penerbit untuk menerbitkan naskahmu. Kalau diterbitkan, penerbit yang akan memasarkan buku-bukumu dan membagi hasil keuntungannya denganmu.

3. Tidak perlu tinggal di Jakarta untuk menjadi penulis. Kamu bisa mengirimkan naskahmu dari kota mana saja kepada penerbit pilihanmu.

Good luck, future writers!

xoxo,
Lexie

Tiga Aturan Menulis ala Lexie

Dear Lexsychopaths,

Banyak banget pertanyaan yang ditanyakan sehubungan topik ini. Karena itu, meski masih belum cukup jago menulis dan mungkin belum qualified untuk mengajari, Lexie akan berusaha sebaik-baiknya untuk membantu para pembaca yang juga bercita-cita untuk menjadi penulis. Jika ajaran di bawah ini ternyata sesat, Lexie mohon maaf sedalam-dalamnya. m(_ _)m

Bagi Lexie, aturan terpenting sebagai seorang penulis adalah:
menguasai EYD dan pemakaian kata yang benar. Soalnya, tulisan yang ditulis dengan benar dan rapi akan membuat para pembaca lebih mudah mengerti apa yang akan kalian sampaikan. Dan ingat, para pembaca pertama kalian adalah editor. Kalau kita tidak menulis dengan benar, para editor yang sehari harus menyeleksi begitu banyak naskah tak bakalan tertarik dengan naskah kalian.

Ini berarti, kalian harus mengerahkan ilmu-ilmu yang kalian dapatkan dalam pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak-banyaknya. Tempat yang tepat untuk menggunakan titik dan koma, bagaimana susunan kata yang baik, juga yang mana penulisan kata yang benar. Gampang sekali bagi editor untuk menilai kemampuan seseorang dalam pelajaran Bahasa Indonesia dari kata-kata yang mereka gunakan. Silahkan atau silakan, napas atau nafas, di mana atau dimana. Apakah kalian tahu mana penggunaan kata yang benar? ^_~

Penulis yang senang belajar akan berusaha menggunakan kata-kata yang baik dan benar setiap waktu, tidak peduli mereka sedang menulis cerita, mengetik SMS, menulis status di FB atau nge-
tweet. Jadi buat kalian yang bercita-cita menjadi penulis tapi masih sering menulis gaya alay, ubahlah secepatnya sebelum kebiasaan itu merusak gaya penulisan kalian. ^_~

Sebagian besar penulis menggunakan kerangka karangan, tetapi Lexie tidak menggunakannya. Mungkin ini karena Lexie bukan penulis terlatih, tapi Lexie lebih suka tidak membuat kerangka karangan karena cerita yang Lexie tulis terkadang tidak terduga, bahkan oleh penulisnya sendiri. Biasanya yang Lexie butuhkan hanyalah sinopsis cerita, sehingga kita tahu inti cerita dan pokok permasalahan. Pada akhirnya, cerita akan digerakkan oleh para tokoh yang terlibat.

Ini membawa kepada aturan kedua dalam penulisan cerita: penokohan. Sebelum menulis cerita, Lexie senang membuat daftar tokoh-tokoh utama, sifat-sifat mereka, latar belakang, anggota keluarga, bahkan tanggal lahir. Yang tidak kalah penting adalah bagaimana hubungan awal satu tokoh dengan tokoh lain. Hubungan ini mungkin akan berubah seiring dengan perubahan cerita--atau barangkali juga tidak berubah sama sekali. Semua keputusan dalam cerita akan diserahkan pada tokoh-tokoh itu. Ini berarti, akhir cerita mungkin tidak sesuai dengan harapan penulis--dan ini adalah sebuah kejutan yang sangat ditunggu-tunggu oleh penulis kisah itu sendiri. Menakjubkan, bukan? ^o^

Aturan terakhir dalam menulis cerita adalah habit alias kebiasaan. Biasakan diri menulis setiap hari, tidak peduli apa pun halangannya. Penulis (dalam hal ini penulis fiksi) adalah profesi yang bebas. Kita tidak punya bos atau deadline. Akibatnya, kalau kita tidak membiasakan diri untuk menulis setiap hari, kita akan terbiasa untuk membuat alasan kenapa kita tidak sempat menulis. Padahal, setiap orang punya kesibukan setiap hari, capek menghadapi rutinitas dan masalah, serta punya waktu luang yang sempit. Tapi, kalau kita memang benar-benar ingin menjadi penulis, kita pasti sanggup menyisihkan waktu barang satu atau dua jam untuk menulis. Toh kalian tidak perlu menulis banyak-banyak. Ingat, batas minimal untuk pengiriman naskah hanyalah 100 halaman. Ini berarti, kalau kalian menulis satu halaman saja setiap hari, kalian akan sanggup menyelesaikan sebuah naskah dalam waktu 3,5 bulan. Gampang sekali, kan? ^^v

Menulis adalah profesi panggilan hidup. Banyak orang senang menulis, tapi bisa hidup tanpa menulis berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Tapi orang yang benar-benar terpanggil untuk menjadi penulis tidak bisa melewatkan satu hari pun tanpa menulis. Bagi orang-orang yang tak terpanggil untuk menulis, menulis setiap hari adalah ritual yang menyiksa dan membosankan, tapi bagi para penulis sejati, menulis adalah bagaikan air bagi tumbuhan. Tanpa menulis, mereka akan layu dan mati. Dalam hari-hari supersibuk, bisa jadi mereka melewatkan satu hari tanpa menulis. Tapi begitu mereka menemukan waktu untuk menulis, mereka akan langsung mengetik dengan rakus.

Jadi, apakah kalian sudah siap untuk menjadi seorang penulis? ^^

xoxo,
Lexie