Sunday, August 27, 2017

Cara Menulis Dengan Rapi


Banyak orang bertanya kenapa naskahku rapi banget, dengan judul bab yang bisa dipilih di panel, seperti yang kelihatan pada gambar paling atas. Memangnya apa aplikasi yang kugunakan? Sebenarnya aku menggunakan MS Word kok. Jadi kenapa bisa begini rapi?

Caranya gampang banget. Yang perlu kalian lakukan hanyalah menggunakan heading pada judul bab seperti pada gambar yang di tengah. Kelebihan lain, jika kita kepingin mengganti settingan font pada setiap judul bab, kita tinggal mengganti heading saja, dan secara otomatis setiap judul bab yang menggunakan heading akan diatur sesuai settingan font yang kita inginkan.

Setelah berhasil menggunakan heading dengan benar, untuk menampilkan daftar bab, pilih navigation pane seperti pada gambar terakhir. Beres deh. Gampang kan? ^^

Thursday, August 10, 2017

Dark Series #2: Perburuan Dalam Kegelapan

TERBIT 21 AGUSTUS 2017!

Trisha tidak pernah suka dengan Grey, MVP tim futsal sekaligus cowok paling berisik yang pernah dia kenal. Namun, semuanya berubah saat cowok itu mendampinginya pada waktu paling sulit dalam hidupnya, yaitu saat teman satu kos sekaligus sahabatnya, Lely, terbunuh akibat gang rape. Bersama Grey dan teman-temannya, Trisha mulai menyelidiki satu per satu orang yang menjadi sasaran kecurigaan mereka. Pertama, Johan si anak bekas tim futsal yang mendadak muncul di TKP. Kedua, Mariko—teman satu kos yang misterius dan mengaku-ngaku sebagai pacar Johan. Lalu tiba-tiba Tari, sahabat Trisha yang lain, mendadak bertingkah aneh.

Sebenarnya kejadian apa yang ada di balik pembunuhan Lely? Kemudian terjadi gang rape berikutnya. Kejadian itu membawa Trisha lebih dekat dengan Erika Guruh dan teman-temannya. Akibatnya dia berhasil menemukan kaitan antara Erika Guruh dan Si Makelar yang disebut-sebut oleh Grey dan teman-temannya. Yang jadi pertanyaan, benarkah pelaku dari serangkaian pembunuhan keji di kampus mereka adalah Si Makelar, sekutu dari Erika Guruh dan juga sahabat Trisha yang bernama Valeria Guntur?

Sunday, August 6, 2017

MysteryGame@Area47 4: The Murderer's House™ Episode 6

Sialan. Siapa sih tadi yang bernyanyi dan sempat-sempat menyapamu segala? Benar-benar mengerikan! Mungkin hanya anak kecil—atau cewek yang masih abege. Tapi kenapa kata-katanya begitu mengerikan? Mana dia satu-satunya orang yang kelihatan di sekitar sini. Kemungkinan besar, dia tahu soal kepala-kepala itu.

Kemungkinan besar, dia membantu Bebet memutilasi kepala-kepala itu dan menyimpannya di atas sini.

Gawat. Meski itu hanya seorang anak kecil, tetap saja itu anak kecil yang psycho—jelas dia bukan tawanan, karena dia tidak jejeritan minta tolong saat tahu kamu ada di atas plafon—dan saat ini kamu tidak punya nyali untuk menghadapinya. Berhubung anak itu sudah tahu kamu berada di atas plafon, kamu memutuskan untuk keluar dari bagian atas plafon ini secepatnya. Pertanyaannya, ke mana kamu harus pergi? Masa kamu harus turun ke ruangan tempat kamu naik tadi?

Tunggu dulu. Sebenarnya dari tadi ada satu hal yang bikin kamu terheran-heran.

Kenapa Bebet belum menyusulmu naik ke lantai atas?

Oke. Bukan waktunya main tebak-tebakan soal kelakuan Bebet yang memang bukan manusia normal biasa. Kamu kan bukan psycho, jadi mana mungkin kamu bisa mengikuti jalan pikiran Bebet? Yang penting kamu kumpulkan semua fakta dan bergerak sesuai semua fakta itu.

Kamu menemukan sebuah tingkap plafon lagi di ujung ruangan, dekat dengan keranjang-keranjang kepala itu. Sebenarnya, kalau bisa, kamu tidak ingin berada di dekat-dekat sini. Apa boleh buat, kamu ingin mencari tempat yang terjauh dari ruangan yang ditempati si anak kecil creepy, dan tingkap inilah yang kamu temukan. Kamu mengintip ke bawah tingkap, dan dengan girang menemukan ruangan itu adalah ruang makan. Ini berarti:
1. Kamu bisa makan.
2. Kamu bisa minum.
3. Kamu bisa mencari senjata lagi.

Setelah yakin tidak ada orang di dalam ruangan itu, kamu pun segera turun. Sama sekali tidak sulit karena ada meja di tengah-tengah ruangan, akan tetapi karena langit-langitnya cukup tinggi, kamu harus meloncat turun. Sebagai akibatnya, kamu terpeleset dan jatuh terbanting ke bawah meja. Untung saja lehermu tidak patah. Malu-maluin banget kalau berhasil lolos hidup-hidup dari kejaran Bebet tapi malah mati karena jatuh kepeleset!

Kamu bangun dengan tertatih-tatih. Sialan, kakimu keseleo! Tapi kamu tidak boleh membuang-buang waktu. Sambil bergerak secepat mungkin, kamu mengunci pintu ruangan. Nah, sekarang baru aman!

Kamu mengecek kakimu. Untunglah bengkaknya tidak parah. Kamu masih bisa berjalan atau bahkan berlari pelan. Tapi yang jelas, kakimu tidak bisa digunakan untuk lari-lari dari kejaran anjing neraka maupun Bebet. Kamu harus memikirkan cara untuk menghalangi Bebet untuk mengejarmu. Membuat perangkap baginya, mungkin?

Ruang makan ini, tanpa diduga, cukup bersih. Yang jelas jauh lebih bersih ketimbang ruang belajar tempat kamu berasal tadi, maupun ruangan-ruangan lain di lantai bawah. Bahkan ada sebuah kulkas meski ukurannya agak kecil. Berhubung kamu sudah lapar dan haus banget, kamu segera mengecek isinya.

Wow, isinya rapi banget! Ada kotak-kotak berisi daging segar, dipisahkan menurut jenisnya… Tunggu dulu. Binatang apa yang punya jantung begini besar? Bukan cuma jantung, tapi juga hati, ginjal, dan…

MAMAAA!!! KENAPA ADA TANGAN MANUSIA DI SINI???

Kaki kamu langsung lemas. Kotak-kotak berisi daging segar ini… kamu yakin semuanya adalah milik manusia. Manusia yang kepalanya berakhir di atas plafon, bagian-bagian tubuhnya berakhir di kulkas ini. Meski tidak ada yang memberitahu kamu, kamu tahu betul kenapa bagian-bagian tubuh itu disimpan.

Bebet memakan semua bagian tubuh itu.

Gila! Ini semua benar-benar gila! Kamu tidak pernah menyangka bakalan ketemu rahasia yang begini mengerikan. Kamu berharap semua ini hanyalah mimpi buruk, akan tetapi sayangnya semua ini adalah kenyataan. Kenyataan yang lebih buruk daripada mimpimu yang terburuk.

Kamu bersumpah, andai kamu keluar hidup-hidup dari sini, kamu bakalan menemani si Emak memuja si anak tetangga. Kamu tidak bakalan mau bersaing dengannya lagi. Biarlah si anak tetangga mendapatkan semua kehormatan dan popularitas, kamu sih hanya ingin hidup damai dan bekerja di perusahaan multinasional serta menikmati gaji delapan digit-mu. Pokoknya menjadi manusia normal dengan rutinitas boring adalah yang terbaik.

Benar kata orang. Pengalaman adalah guru terbaik. Jika selama ini kamu sering mendengar “jangan cari-cari masalah” dan menganggapnya semacam bullshit, kini kamu baru tahu bahwa kata-kata itu adalah nasehat terbaik yang bisa didapatkan seseorang.

Mendadak saja kamu sudah tidak lapar maupun haus lagi. Dengan tangan gemetar kamu memeriksa isi kulkas tersebut. Kamu menemukan bahwa kulkas ini adalah tempat penyimpanan anggota tubuh manusia yang paling lengkap. Tentu saja, dengan mengecualikan kepala dan semua anggota badan yang ada di dalamnya, termasuk otak. Bagian-bagian itu sih ada di atas plafon—dan di dalam ranselmu.

Yang tidak kalah ngeri, ada banyak sekali botol plastik berisi cairan merah. Tanpa perlu kamu periksa lagi, kamu yakin banget cairan merah itu adalah darah.

Kesimpulan yang kamu dapat, Bebet pemakan daging manusia dan peminum darah. Kamu tidak tahu dia mengkonsumsi daging-daging itu setelah dimasak ataukah mentah-mentah, tapi itu tidak membuat perbedaan… Oke, kalau dia makan mentah-mentah, itu lebih mengerikan sih. Tapi kalaupun dimasak seperti dalam serial televisi Hannibal, tetap saja disgusting dan creepy banget.

Tidak ada gunanya kamu mencari makanan dan minuman lagi, jadi kamu memutuskan untuk mencari persenjataan. Lumayan ada cukup banyak peralatan makan. Sendok rasa-rasanya tidak bakalan banyak gunanya, jadi kamu mengisi saku dalam jaketmu dengan garpu dan pisau sebanyak yang bisa kamu bawa.

Setelah merasa cukup kuat, meski tidak lapar, kamu mulai merasa haus lagi. Kamu mencari-cari minuman, dan menemukan sebotol besar air mineral. Kamu tidak berani minum banyak-banyak karena takut kebelet. Tidak lucu kan, kalau di tengah adegan kejar-mengejar, mendadak kamu kepingin ke toilet? Jadi kamu menenggak sedikit saja air minum, cukup untuk menghilangkan rasa haus, lalu mengecek ruangan itu.

Kali ini, kamu merasa beruntung karena menemukan jendela. Kamu berusaha melihat ke luar, akan tetapi kegelapan menyambut matamu. Seingatmu, di depan rumah ada lampu jalanan yang berkedap-kedip. Meski letaknya agak jauh, seharusnya lampu itu sedikit menerangi jalan. Jika kamu tidak bisa melihat jalanan sama sekali, ini berarti kamar ini menghadap ke belakang rumah.

Kamu berusaha mengingat-ingat bagian belakang rumah. Kamu sempat melihat sekilas saat kamu berusaha menjebol masuk ke dalam rumah ini. Seingatmu, yang ada di sana hanyalah semak belukar dan pepohonan. Semua itu tidak membuat takut dirimu. Yang lebih bikin keder adalah kenyataan bahwa bagian belakang rumah itu dekat dengan pintu belakang. Jika Bebet saat ini masih ada di lantai bawah, dalam sekejap dia bisa mencapai ke pintu belakang dan menemukanmu. Tidak lucu kalau kamu bersusah-payah turun ke bawah seraya menyabung nyawa hanya demi ditangkap oleh Bebet.

Jadi saat ini ada tiga pilihan bagimu. Keluar melalui pintu dan turun ke bawah, naik ke atas plafon lagi dan mencari jalan melalui ruangan lain, atau turun melalui jendela. Jika kamar ini menghadap ke belakang rumah, kamu yakin ruangan yang ditempati anak kecil atau siapalah itu menghadap ke pintu depan. Meski melalui pintu depan sama seramnya dengan pintu belakang, setidaknya pintu depan dekat dengan sepedamu. Kalau kamu berhasil mencapai sepedamu, kamu yakin kamu bisa kabur dari tempat ini.

Masalahnya, apakah kamu berani menghadapi anak kecil di kamar itu? Anak itu terdengar sangat mengerikan, dengan nyanyiannya yang terdengar seperti pemangsa dan kata-katanya yang seolah-olah justru ingin bertemu padamu. Kamu tidak tahu siapa dia, tapi siapa pun yang tinggal dengan Bebet pasti bukan orang baik. Bisa jadi dia juga pemakan daging manusia seperti Bebet. Hiii. Kalau bisa, seumur hidup kamu tidak ingin bertemu dengan anak itu.

Tapi kalau dibandingkan dengan ketemu Bebet, tentu saja kamu lebih memilih bertemu anak itu.

Mendadak kamu mendengar bunyi-bunyian aneh. Dari mana bunyi-bunyian itu berasal…

Oh, crap. Bunyi-bunyian itu berasal dari atas plafon! Bagaimana ini?

Kamu tidak sanggup bergerak. Selama beberapa saat, kamu hanya bisa mendongak dan memandangi langit-langit saja dengan perasaan tegang yang membuatmu nyaris gila. Kamu bisa melihat lubang gelap yang tadi kamu tinggalkan tanpa sempat menutupnya kembali. Perlahan-lahan kamu melihat warna hitam yang berbeda dengan kegelapan lubang itu, lalu kening seseorang, lalu sepasang mata, lalu…

Kamu nyaris menjerit saat sosok itu tiba-tiba jatuh dari atas plafon. Namun alih-alih terguling seperti kamu tadi, sosok itu jatuh ke atas meja dengan gaya yang lebih menyerupai Naruto yang baru saja selesai bersalto-ria.

Sosok itu ternyata seorang anak perempuan yang berusia sekitar tiga belas atau empat belas tahun. Bukan anak kecil lagi, tapi juga masih terlalu muda untuk disebut remaja. Anak itu menatapmu dengan tampang polos yang membuatmu menyesal karena sudah ketakutan.

“Kakak, kenapa tadi nggak main ke kamarku?” tanyanya sambil meloncat turun dari atas meja dengan ringan. Dia mengenakan daster Hello Kitty yang manis.

Alih-alih menjawabnya, kamu balas bertanya, “Kamu siapa?”

“Aku Tata.”

Tata? Kenapa nama itu terdengar familier? Anak yang pernah diberitakan hilang? Tunggu dulu…

“Roberta?” tanyamu tak percaya.

“Iya, tapi semua orang manggil aku Tata.”

Astaga! Ini kan adik Bebet yang disangka mati oleh semua orang! Ternyata dia masih hidup! “Orangtuamu di mana?”

“Orangtuaku? Udah meninggal.”

Kamu memperhatikan, anak itu tidak tampak sedih. Yah, mungkin dia sudah move on, soalnya kejadian itu sudah lama berlalu, sekitar tujuh atau delapan tahun lalu.

“Kenapa bisa meninggal?”

“Kecelakaan.”

“Kok nggak ada yang tau?”

“Bang Bebet nggak mau ada yang tau. Waktu itu mereka mau… membawaku ke rumah sakit. Aku nolak dan melawan. Bebet mendorong mereka untuk memisahkan kami, tapi lalu mereka jatuh dari tangga.”

“Lalu mati?” tanyamu ngeri.

“Nggak. Cuma patah kaki aja. Tapi aku nggak mau dibawa ke rumah sakit. Jadi aku bunuh mereka.”

Holy crap! Jadi anak ini yang…

“Lalu mereka dikubur di mana?” Kamu bertanya, padahal kamu sudah tahu jawabannya.

“Nggak dikubur. Aku potong kepalanya untuk kenang-kenangan. Badannya buat dimakan…”

“Kenapa???” jeritmu. “Kamu tega makan orangtuamu sendiri???”

“Habis di rumah udah nggak ada makanan, dan aku lapar. Lagian, ini berarti mereka akan tetap hidup selamanya di dalam diriku. Penyelesaian yang baik kan?”

Gila! Ini benar-benar gila! Jadi selama ini semua orang salah sudah menuduh Bebet membunuhi orang-orang. Sebenarnya pembunuhnya adalah anak perempuan ini!

“Makanya,” anak perempuan itu melanjutkan, “Bang Bebet nggak mau orang-orang tau kematian orangtua kami. Kalau mereka tau, kami berdua pasti ditangkap polisi. Penjara lebih buruk lagi daripada rumah sakit jiwa. Aku nggak mau tinggal di sana, Bang Bebet juga nggak mau!”

Oke, kalau begini ceritanya, Bebet bukannya tidak bersalah juga. Karena sayang pada adiknya, dia menutupi semua perbuatan jahatnya itu. Bisa jadi dia juga membantu kejahatan adiknya itu. Tidak mungkin anak kecil bisa memutilasi orang dewasa. Itu kan bukan pekerjaan mudah!

“Turis-turis itu,” ucapmu. “Kamu yang bunuh juga?”

“Iya. Kalo Bang Bebet pergi kerja, aku bisa jalan-jalan dan mencari makan untuk kami berdua.” Benar dugaanmu. Kakak-beradik ini menjadi kanibal bersama. “Gaji Bang Bebet kecil, soalnya. Nggak ada yang curiga sama anak perempuan, jadi semuanya gampang saja. Aku tinggal memancing mereka ke rumah ini, lalu menjebak mereka ke dalam ruang bawah tanah. Aku berpura-pura tinggal dengan mereka di ruang bawah tanah, sampai mereka lemah dan tidak berdaya, lalu kubunuh. Setelah itu Bang Bebet yang beresin sisanya.”

Mendadak kamu merasa ngeri. Bebet tidak ikut naik ke atas, itu karena tugasnya bukanlah mengejar mangsa. Yang mengejar mangsa dan membunuh mangsa itu adalah anak kecil ini. Mumpung anak ini mengira kamu masih belum tahu bahwa kamu diincar, kamu harus melarikan diri secepatnya!


INSTRUKSI MysteryGame@Area47 UNTUK MINGGU INI:

Hai para peserta MysteryGame@Area47! 

Kirimkan email ke lexiexu47@gmail.com dengan subject yang diisi dengan nama + nama FB/Twitter/Instagram + "The Murderer’s House episode 4" diikuti nama, "HP=" diikuti jumlah HP diikuti "BP=" diikuti jumlah BP, plus jawaban atas pertanyaan ini: 

KE MANAKAH KAMU AKAN MELARIKAN DIRI? (Pilih antara: jendela, pintu, plafon.)

Kalex tunggu jawabannya sampai dua minggu lagi. Berhubung dua minggu lagi adalah episode battle, jangan sampai telat mengirim jawaban ya!

Good luck, everybody! 

xoxo,
Lexie