Sunday, July 21, 2013

MysteryGame@Area47: HOLIDAY IN HELL™, episode 5

Setelah memberimu senjata baru, anak-anak itu pergi secepat kedatangan mereka, meninggalkanmu seorang diri di tengah hutan belantara. Jelas, mereka bukanlah anak-anak biasa. Gerakan mereka lebih cepat, namun nyaris tak terdengar. Mereka tidak berbicara, akan tetapi selalu ada suara anak-anak di sekitar mereka--suara tawa dan canda, yang seolah-olah adalah gema dari masa lalu. Meski saat berbicara denganku mereka terdengar dewasa, sesungguhnya mereka hanyalah anak kecil biasa. Kamu tahu, niat mereka untuk membantumu bukanlah karena mereka menyukai atau menghargai nyawamu. Bagi mereka, semua ini hanyalah permainan--permainan yang dimainkan antara orang-orang kampung dan kamu. Kamu adalah lawan yang jauh lebih lemah dan gampang dikalahkan. Untuk membuat permainan lebih menarik dan seimbang, mereka harus membantumu.

Tidak peduli apa niat mereka, kamu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Kamu akan menggunakan bantuan mereka sebisanya, meski kamu tahu kamu tak bakalan percaya pada mereka. Saat ini, orang yang benar-benar ada di pihakmu hanyalah kamu sendiri.

Sambil membawa senjata barumu, kamu berjalan menembus hutan dan kegelapan, dengan kampung itu di belakangmu. Ke mana pun kamu pergi, pasti akan lebih baik daripada kampung itu, tidak peduli arah itu akan membawamu masuk jauh ke dalam hutan. Lebih penting lagi, ini kan pulau Jawa yang terkenal karena kepadatan penduduknya. Kamu yakin banget, hutan ini tidak bakalan besar-besar amat deh.

Kamu berjalan dengan hati-hati supaya tidak menyenggol dahan-dahan yang mencuat dari semak-belukar dan tersandung batu-batuan atau akar yang menjalar di atas tanah, serta menahan diri untuk tidak menggunakan senter. Kamu takut cahaya dari benda itu akan membuat posisimu ketahuan para penduduk kampung. Jadi, lebih baik kamu berjalan dalam kegelapan. Tidak apa-apa kamu harus bergerak lebih pelan. Ingat pepatah, biar lambat asal selamat.

Sambil berjalan, kamu memikirkan ucapan anak perempuan itu. Orang-orang kampung itu adalah orang-orang mati yang sudah mati beberapa waktu berselang. Lama sekali, begitulah istilah yang digunakan oleh anak perempuan itu. Kamu teringat orang-orang kampung itu tidak menggunakan barang-barang elektronik. Yah, bisa jadi itu karena orang mati tidak bisa membayar rekening listrik. Akan tetapi sepertinya kemungkinan yang lebih besar adalah, mereka memang berasal dari zaman di mana listrik belum masuk kampung. Di pulau-pulau lain, mungkin banyak kampung yang belum menggunakan listrik, tapi di Jawa seharusnya semua sudah menggunakan listrik, apalagi kampung ini tidak jauh dari jalan protokol. Tidak, pastinya kampung ini sudah raib sejak lama--mungkin lima atau enam puluh tahun lalu.

Lalu wabah. Apakah wabah yang melanda kampung mereka itu? Wabah yang membuat seluruh penduduk kampung mati. Pastinya wabah yang sangat mengerikan. Apakah wabah itu pula yang membuat mereka kini memakan daging manusia untuk tetap hidup? Bagaimana kalau mereka tidak bisa menemukan daging manusia? Apa yang akan terjadi pada diri mereka...

Sebuah pemikiran baru mendadak melintas di kepalamu. Pemikiran yang menyambar dirimu bagaikan halilintar di siang bolong. Pemikiran yang sebenarnya sudah kamu sadari sejak menemukan jempol bercincin Hello Kitty dalam bakmi itu, namun selama ini kamu menolak untuk memikirkannya lebih lanjut.

Dari mana orang-orang itu punya begitu banyak daging manusia? Begitu banyak warung, begitu banyak pengunjung. Pasti banyak manusia yang mereka bantai, dan tidak mungkin itu adalah persediaan mereka. Habis, mereka tidak punya kulkas atau apa pun juga yang bisa digunakan untuk menjaga daging-daging itu supaya tidak basi.

Tidak salah lagi, rekan-rekanmu satu bis sudah mati dibantai oleh orang-orang kampung itu.

Mendadak seluruh tubuhmu gemetaran. Perutmu yang kosong bergolak hebat, dan kamu memuntahkan cairan asam yang merupakan satu-satunya cairan dalam lambungmu. Tidak, tidak mungkin. Semua ini terlalu mengerikan untuk kamu percaya. Orang-orang dalam bis itu--orang-orang yang tadinya masih mengobrol, bercanda, mengharapkan liburan indah seperti dirimu--semuanya sudah mati dalam kondisi yang begitu mengenaskan. Tidak ada yang bakalan tahu, karena tidak ada mayat.

Kecuali dirimu--kalau kamu selamat, tentu saja.

Oke, meski menyadari bahwa kamu rada egois, kamu tidak bisa membantah bahwa kamu lebih ketakutan daripada berduka. Habis, bagaimana kamu bisa selamat dari semua ini? Kini, karena tidak menjadi tamu di kampung itu lagi, kamu juga menjadi salah satu target untuk dibunuh dan dijadikan makanan pendamping bakmi atau nasi goreng atau apalah. Kamu tidak punya siapa-siapa untuk meminta bantuan, karena tidak ada manusia hidup lain lagi selain kamu. Yah, ada si beruang, tapi dari yang kamu saksikan, sepertinya si beruang juga sudah menjadi salah satu di antara mereka. Tidak, kamu tidak bisa mengharapkan si beruang lagi. Sudah beruntung kalau kamu tidak berakhir dalam perutnya.

Kamu mengusap bibirmu dan menguatkan hati. Tidak ada gunanya kamu menyerah dalam ketakutanmu. Oke, kamu memang takut, tapi kalau kamu hanya bisa berdiri gemetaran sambil muntah, kamu tidak akan menyelamatkan dirimu. Sudah waktunya kamu bangkit dan mencari jalan keluar dari semua ini. Kalau kamu beruntung, kamu akan menemukan jalan raya kembali dan menunggu orang lewat yang bisa memberimu tumpangan. Tapi kalau tidak, bagaimana caranya kamu menyelamatkan diri?

Melawan balik?

Ha-ha. Lucu sekali. Mereka itu banyak. Kamu tidak tahu berapa jumlahnya secara persis, tapi yang jelas mereka banyak banget. Pastinya di atas lima puluh orang--mungkin seratus? Kalau ditambah para pendatang yang bukan penduduk kampung tapi kemarin ikut makan di warung, seratus adalah angka yang pasti. Sementara kamu cuma seorang diri. Mana mungkin kamu melawan mereka? Ini sama saja dengan Daud melawan seratus Goliat. Mana mereka sudah mati. Meski kamu sudah melukai banyak di antara mereka, memangnya itu ada pengaruhnya? Toh mereka tidak bisa mati. Mungkin dengan makan daging manusia, mereka akan pulih lagi lalu ikut dalam pasukan dan menyerangmu lagi.

Kamu berusaha memeras otakmu. Dalam cerita-cerita di film atau game, pasti ada sesuatu yang memicu semua ini, dan kamu harus menemukan hal itu. Masalahnya, dalam cerita-cerita itu, biasanya semua orang sudah tahu apakah pemicunya dan yang harus mereka lakukan hanyalah menghancurkan pemicu itu. Sedangkan kamu buta sama sekali. Lagi pula, kamu tidak seperti jagoan-jagoan dalam film itu. Kamu cuma anak sekolahan biasa, bukan Bruce Willis atau Will Smith. Mana mungkin kamu bisa melakukan hal sekeren itu?

Oke, selangkah demi selangkah. Jangan berpikir terlalu banyak dulu. Sekarang, kamu harus mencari tempat yang aman.

Kamu meneruskan perjalanan sambil makan. Kebetulan, kamu membawa roti di dalam ranselmu. Untunglah roti itu belum basi. Setelah makan, kamu mulai merasa lebih baik. Dan saat perasaanmu lebih baik, kamu melihat sekelilingmu dengan lebih baik pula. Jauh di depan sana, kamu bisa melihat ruangan terbuka. Kamu mulai berlari, berdoa dengan penuh harapan, bahwa kamu akan tiba di tepi jalan protokol.

Saat kamu akhirnya tiba di lapangan terbuka itu, pemandangan yang tak terduga menyambutmu.

Lapangan terbuka itu rupanya adalah sebuah kuburan besar.

Kamu sudah pernah pergi ke pemakaman biasa. Pemakaman itu juga sangat luas, dipenuhi dengan batu-batu nisan, rumput-rumput terpangkas rapi berhias bunga-bunga beraneka warna, serta orang-orang yang berdiri di depan nisan maupun yang sedang melintas. Kuburan ini sama sekali tidak seperti pemakaman itu. Tidak ada batu-batu nisan--yang ada hanyalah sebatang kayu yang ditancapkan pada gundukan-gundukan yang memenuhi kuburan itu. Ada gundukan-gundukan besar, dan ada pula gundukan-gundukan kecil. Semuanya tersebar tak merata. Rumput ilalang tumbuh di mana-mana--kecuali di atas gundukan-gundukan itu, seolah-olah tak ada yang bisa tumbuh di atas gundukan-gundukan itu.

Karena penghuni gundukan-gundukan itu masih sering keluar-masuk gundukan mereka masing-masing.

Di tepi kuburan, terdapat sebuah pondok kayu berukuran kecil, mungkin hanya sekitar 9-12 meter persegi. Pondok itu tampak sudah tua dan reyot. Jika kuburan ini adalah milik orang-orang kampung itu, seharusnya sang penjaga makam pun sudah tiada. Kecuali kalau penjaga makam itu setua dan sereyot pondok huniannya.

Bulu kudukmu merinding. Sebagian dari dirimu mengatakan bahwa kamu harus pergi dari tempat ini secepatnya, akan tetapi logikamu mengatakan kamu harus menyelidiki tempat ini. Bagaimanapun juga, sekarang masih malam hari. Kalau kuburan ini adalah milik orang-orang kampung itu--dan kalau kata-kata anak perempuan itu benar--para penghuni kuburan itu belum kembali. Inilah saat terbaik bagimu untuk menyelidiki. Kamu mengumpulkan keberanianmu dan mulai berjalan mengitari kuburan itu.

Seraya berjalan, kamu mengecek tulisan pada kayu-kayu yang terpancang pada setiap gundukan. Pada setiap kayu, tertera nama para pemiliknya. Tentu saja, tidak ada yang kamu kenal. Di ujung barisan di dekat pondok, terdapat sebuah lubang kubur yang masih terbuka. Kamu bertanya-tanya untuk siapakah lubang kubur itu dan apakah sudah ada orang mati yang berbaring di sana.

Saat kamu akhirnya tiba di depan pintu itu, ketakutanmu sudah memuncak dan nyaris melumpuhkan dirimu. Seolah-olah semua sumber kengerian itu berasal dari dalam pondok itu. Kamu ragu-ragu, haruskah kamu mengetuk dengan sopan sebagai seorang tamu yang berniat baik (tapi posisimu akan terlalu lemah kalau-kalau yang nongol adalah musuh), mengintip melalui jendela (lebih berhati-hati tapi kalau ketahuan, kamu akan dianggap kurang ajar), atau lebih baik kamu memancing sang penghuni keluar dari pondoknya.


INSTRUKSI MysteryGame@Area47 UNTUK MINGGU INI:

Hai para peserta MysteryGame@Area47 yang sudah mendaftarkan diri!

Kirimkan email ke lexiexu47@gmail.com dengan subject yang diisi dengan "Holiday in Hell episode 5" diikuti nama dan jawaban atas pertanyaan ini:

APAKAH YANG AKAN KAMU LAKUKAN SAAT TIBA DI PONDOK ITU?
(Pilihan jawaban:
1. Mengetuk dengan sopan.
2. Mengintip melalui jendela.
3. Membuat suara-suara mencurigakan untuk memancing pemiliknya keluar.
* Tidak perlu sebutkan alasannya.)

Kalex tunggu jawabannya sampai enam hari lagi! ^^

Good luck, everybody!

xoxo,
Lexie

No comments: