Pada saat kamu akhirnya berhasil membuka mata, kamu menyadari kamu ada di ruangan yang penerangannya sangat minim. Segalanya tampak remang-remang. Lalu, ketika mata kamu sudah mulai terbiasa dalam kegelapan, kamu menyadari bahwa wajahmu ternyata berada sangat dekat dengan wajah lain. Wajah milik seseorang dengan mata menatap kosong, mulut ternganga lebar, dan kepala botak tanpa secuil rambut pun. Kamu langsung terduduk dalam kondisi kaget banget, dan menyadari bahwa kamu sedang menduduki tubuh manusia lain.
Oh sial. Kamu sedang berada di sebuah bak raksasa yang mirip banget dengan tempat penampungan sampah. Hanya saja, di tempat ini, bukan sampah yang mereka tampung, melainkan mayat!
Dalam kegelapan, kamu menatap mayat-mayat di sekelilingmu dengan ngeri. Semuanya masih mengenakan seragam rumah sakit jiwa, rambut mereka dicukur habis, tubuh mereka masih utuh meski entah sudah berapa mereka berada di sini--seolah-olah mereka tak bakalan membusuk untuk selamanya. Apalagi raut wajah mereka yang masih begitu hidup. Mata yang terbuka lebar, mulut yang ternganga.
Berapa banyak orang yang sudah terbunuh di tempat ini karena penelitian yang mereka lakukan? Tak kamu sangka, Dokter X teramat sangat kejam. Apa pun yang pernah dilakukan Johan, tak mungkin bisa menandingi kesadisan yang dilakukan oleh Dokter X. Kamu mulai menyesal telah menerima tawaran Dokter X untuk menangkap Johan. Jangan-jangan, justru Johan-lah satu-satunya orang yang sanggup melawan Dokter X. Itu sebabnya Dokter X bersedia menempuh berbagai cara untuk menangkap Johan kembali.
Termasuk menipumu. Sekarang kamu tahu kamu hanyalah umpan untuk mengalihkan perhatian Johan. Kamu tak tahu apa yang terjadi, tapi rupanya kamu sudah dianggap mati oleh Dokter X, lalu dibuang bagaikan barang tak berharga di bak penampungan mayat itu. Hanya karena keajaibanlah kamu masih hidup.
Keajaibankah? Atau ada sesuatu yang tidak kamu ketahui?
Kamu berusaha keluar dari bak penampungan itu, tapi pinggirannya terlalu tinggi untuk dipanjat. Kamu meloncat-loncat, tapi tetap tidak berhasil menggapai pinggiran itu. Kamu memandangi mayat-mayat di sekelilingmu.
Haruskah kamu menggunakan mereka?
Dengan susah-payah, kamu mulai menyeret satu demi satu mayat ke bawah pinggiran bak dan menumpuk mereka menjadi satu tumpukan tinggi.
"Maaf," gumammu seraya bekerja. "Aku nggak bermaksud nggak hormat. Aku hanya ingin keluar dari sini. Tolong bantu aku ya!"
Akhirnya kamu berhasil tangga dan keluar dari tempat penampungan mayat itu. Setelah keluar dari situ, kamu sempat menundukkan wajah sebentar, memanjatkan sepatah doa untuk jiwa-jiwa yang mungkin masih tertinggal di sini, galau karena kematian yang begitu sia-sia.
Dalam hati, kamu bersumpah kamu takkan berakhir seperti mereka.
Terowongan itu semacam saluran pembuangan air. Sepanjang jalan, terowongan itu dipenuhi air setinggi lutut. Kamu harus melipat celana seragammu hingga ke atas lutut. Yah, seperti di dalam film-film, biasanya yang berhasil selamat dari kematian pasti mengenakan pakaian supercupu. Dalam hati kamu bersyukur kamu masih boleh pakai baju. Kalau Bruce Willis sih, sudah pasti bajunya robek-robek sampai tak layak pakai lagi.
Di bagian atas terowongan terdapat jendela-jendela kecil yang memberikan penerangan samar-samar pada terowongan itu. Kamu memicingkan mata, berusaha melihat ke manakah jendela-jendela itu mengarah. Jantungmu nyaris berhenti berdetak saat sebuah sepatu berhenti di jendela di depanmu.
"Bagaimana?" Kamu mendengar suara dari atas. "Dia masih hidup?"
"Ya." Astaga, kamu ketahuan masih hidup? "Aku cukup salut. Setelah menerima begitu banyak obat, dia masih saja bisa meracau."
Oh, pasti bukan kamu. Dari tadi kamu tidak meracau kok. Tapi, kalau begitu, jangan-jangan yang dimaksud adalah...?
"Johan memang tangguh. Itu sudah jelas. Sedangkan rekannya yang satu itu..."
Wah akhirnya kamu dibicarakan juga!
"Yang itu sudah mati kan? Kudengar sudah dibuang ke kuburan massal!"
"Ya, yang itu sama saja seperti yang lain. Tak ada gunanya sama sekali!"
Kurang ajar! Kamu dijelek-jelekkan! Rasanya kamu kepingin meloncat ke depan mereka dan berteriak, "Tak ada gunanya sama sekali? Salah besar, goblok! Aku masih bisa berdiri tegak, sialan!"
"Padahal tadinya Dokter X mengira dia bisa menyaingi Johan. Ternyata perkiraan sang dokter ajaib bisa meleset juga."
"Yah, siapa sangka dia langsung koma begitu dikasih obat sebanyak yang ditenggak Johan? Benar-benar lemah!"
Jadi begitu. Kamu dan Johan diberi obat. Johan bertahan sementara kamu jadi koma. Tak heran kamu langsung dibuang begitu saja ke bak penampungan mayat yang disebut sebagai kuburan massal itu. Mungkin mereka cukup yakin kamu bakalan mati tanpa pernah bangun lagi, dan mereka tak berniat membuang-buang waktu maupun tenaga untuk memastikannya.
Untungnya, itulah yang membuatmu tetap hidup.
"Sebenarnya apa rencana Dokter dengan Johan?"
"Katanya, Johan mau dijadikan semacam wakil yang bisa dipercaya untuk mengelola pusat penelitian ini."
"Apa? Jadi kita semua bakalan berada di bawah perintah Johan?"
"Yah, memangnya kau berani menentang Johan, setelah melihat dia terbuat dari apa?"
"Ugh. Nggak."
Semua orang takut pada Johan. Tidak heran, kamu juga sih. Kamu menyadari, sulit banget mengalahkan Johan sekaligus Dokter X. Satu-satunya yang bisa kamu lakukan adalah melarikan diri sejauh-jauhnya dari sini, lalu mengganti nama atau apalah supaya mereka tidak bisa menemukanmu lagi seumur hidup.
Kamu memutuskan untuk meneruskan perjalananmu. Tidak tahu di mana terowongan ini akan berujung. Kamu terus berjalan dan berjalan, dan mulai menyadari betapa lucunya jalan yang kamu jalani. Banyak benda-benda yang mengapung di sana, barang-barang yang dikira sudah tak berguna lagi, tapi ternyata bisa kamu pergunakan pada saat-saat seperti ini. Ada tongkat besi yang sepertinya merupakan jeruji jendela yang patah, pisau belati berkarat, tali tambang, dan botol bir yang sudah kosong.
Akhirnya kamu menemukan sebuah tangga besi memutar yang sudah berkarat. Perlahan-lahan kamu memanjat ke atas, menyadari bahwa bunyi sepelan apa pun yang kamu sebabkan akan bergema di tempat ini.
Dan kalau kamu sampai tertangkap, kamu akan mati.
Baca episode berikutnya.
INSTRUKSI MysteryGame@Area47 UNTUK MINGGU INI:
Hai para peserta MysteryGame@Area47!
Kirimkan email ke lexiexu47@gmail.com dengan subject yang diisi dengan "MysteryGame@Area47: THE ASYLUM episode 8," diikuti nama panggilan diikuti "HP=" diikuti jumlah HP diikuti "JP=" diikuti jumlah JP diikuti "XP=" diikuti jumlah XP, sementara dalam isi email, tuliskan jawaban atas pertanyaan ini:
BENDA APA YANG KAMU PUNGUT DARI DALAM GENANGAN ITU? (Pilih antara: tongkat besi, pisau belati, tali tambag, dan botol bir.)
Lexie tunggu jawabannya sampai enam hari berikutnya. Jangan sampai telat ya! ^^
Good luck, everybody!
xoxo,
Lexie
No comments:
Post a Comment