Sunday, July 15, 2012

MysteryGame@Area47: THE ASYLUM™, episode 9

Kamu membuka pintu sepelan mungkin, membuat sebuah celah kecil--cukup untuk mengintip ruangan apa yang akan kamu tuju.

Ruangan itu ternyata semacam laboratorium mengerikan, dengan banyak sekat tirai dan meja-meja operasi di baliknya. Kamu bisa mendengar bunyi gerungan mesin keras yang mirip-mirip dengan bunyi gergaji mesin. Tapi, masa sih ada benda yang begitu mengerikan di ruangan ini?

Kamu memeriksa sikon. Sepertinya tidak ada kamera maupun pandangan mata yang mengarah padamu. Aman deh. Tapi kamu tidak mau mengambil risiko, jadi kamu menyelip keluar, lalu merunduk dan merangkak-rangkak sambil berusaha menutupi dirimu dengan tirai plastik yang bergantungan di mana-mana...

Eh, ada yang muncrat ke mukamu. Apa ini?

ASTAGA MENNNN!! Darahhhh!!

Kamu mendongak ke atas. Pandangan matamu bertemu dengan mata pasien di atas tempat tidur operasi. Mata yang seolah-olah meneriakkan, "Tolong! Aku nggak mau berakhir seperti ini!" Astaga, pasien itu masih sangat muda, mungkin usianya malah lebih muda darimu! Tapi apa yang bisa kamu lakukan? Selain kalah jumlah, pasien itu juga sudah kehilangan kedua kakinya--dan kini mereka sedang menggergaji tangannya.

Tempat ini benar-benar terkutuk.

Tubuhmu gemetaran menyaksikan pasien itu dibantai, sementara tenggorokanmu tercekat dan matamu mulai dipenuh air mata--bukan hanya karena kasihan, melainkan juga ketakutan yang amat sangat. Kamu menyadari, jika tertangkap dalam kondisi hidup-hidup, kamu pasti akan berakhir seperti itu juga. Obat tak sanggup memberikan apa yang para peneliti itu inginkan darimu, jadi pastilah mereka menempuh cara yang lebih frontal.

Tidak, kamu tidak sudi berakhir seperti itu! Dengan seluruh tenagamu yang tersisa, kamu akan berjuang sampai mati. Dan kalau memang kamu harus mati dalam perjuanganmu keluar, itu jauh lebih baik daripada berakhir sebagai makhluk yang bukan manusia lagi.

Jadi, kamu pun menegarkan hati dan melewati pasien yang akan terus menghantuimu seumur hidup itu, terus merangkak menyeberangi ruangan. Tentu saja, kamu tidak asal kabur. Sembari melewati ruangan itu, kamu menghitung berapa jumlah dokter gadungan yang sedang memotong-motong tubuh manusia dengan santainya itu, berapa jumlah pasien, dan peralatan apa saja yang mereka gunakan. Seandainya berhasil lolos dari sini, kamu bersumpah akan melaporkan pusat penelitian ini pada para penegak hukum dan menghentikan penelitian sadis yang mereka lakukan untuk selama-lamanya.

Kamu berhasil mencapai pintu di seberang ruangan, tapi kamu tidak punya keberanian untuk melewatinya. Habis, risikonya terlalu tinggi. Pertama-tama, kamu harus sanggup keluar dari ruangan ini sambil berusaha supaya tidak ketahuan orang-orang ini--hal yang terasa nyaris mustahil untuk dilakukan. Setelah itu, entah sikon seperti apa yang kamu hadapi di ruangan berikutnya. Kamu tidak tahu apakah ruangan itu mengarah ke koridor seperti yang kamu inginkan, ataukah hanya pintu penghubung antar laboratorium (atau kamar bedah, atau apalah, pokoknya ruangan menjijikkan sejenis ini).

Saat kamu sedang menimbang-nimbang apa yang akan kamu lakukan, mendadak seseorang keluar dari ruangan itu. Saat pintu hendak menutup kembali, kamu segera mengganjalnya dengan botol kosong kecil yang kamu temukan tergeletak di lantai. Lalu, setelah kondisi aman, kamu segera mengintip ruangan itu.

Kamu terperanjat melihat Johan sedang duduk berhadap-hadapan dengan Dokter X. Wajahnya tampak tenang dan sombong, seperti biasa.

"Sudah kubilang, aku akan membantumu," katanya pada Dokter X. "Kau tak perlu memberiku obat atau menyiksaku. Asal ada imbalan buatku, aku akan mempertimbangkan kerja sama dengan siapa pun juga."

"Jadi menurutmu orang itu belum mati?" tanya Dokter X.

"Jelas," angguk Johan. "Dia bukan manusia biasa. Dia adalah orang yang berhasil lolos setelah bertarung dengan monster yang tetap bisa hidup melawan penyakit, tubuh yang membusuk, dan usia."

Astaga, mereka sedang membicarakan dirimu!

"Kuduga, virus monster itu sudah mengkontaminasinya," kata Johan lagi. "Itu sebabnya, meski sudah beberapa kali terluka, dia masih saja bisa bereaksi begitu cepat dalam segala kesempatan. Kalau kau butuh makhluk untuk diteliti dan menambah kualitas para makhluk buatanmu, dia adalah orang yang paling tepat untuk keperluan itu. Tapi sebaliknya, dia juga orang yang paling berbahaya untuk pusat penelitian ini. Kalau ada satu orang yang sanggup menghancurkan seluruh fasilitas ini, dialah orangnya."

"Menurutmu apa lebih baik kita membunuhnya saja? Tapi bagaimana caranya? Bahkan memberinya obat bius dengan dosis tinggi tak ada gunanya."

"Hanya ada satu cara untuk membunuhnya," tegas Johan. "Dia harus dimutilasi hidup-hidup."

Oh tidak! Kamu tidak sudi dipotong-potong, hidup ataupun mati. Kamu harus kabur secepatnya dari tempat ini!

Mendadak terdengar derap langkah kaki terburu-buru. Seseorang melewatimu dan nyaris saja menginjakmu. Untung saja dia tidak melakukannya, karena, meski terinjak tidak sesakit dimutilasi, kamu pasti bakalan berteriak karena kaget, lalu semua orang akan mengetahui keberadaanmu dan memutilasimu beramai-ramai.

"Celaka!" teriak orang itu. "Dia berhasil melarikan diri dari kuburan massal!"

Johan langsung berdiri. "Dia masih ada di sekitar sini. Ayo, semuanya cari!"

Mendadak tatapan Johan turun dan langsung menatap ke arahmu.

Uh-oh.

"Dia ada di ruangan sebelah!" teriak Johan. "Tangkap dia!"

Baca episode berikutnya.


INSTRUKSI MysteryGame@Area47 UNTUK MINGGU INI:

Hai para peserta MysteryGame@Area47!

Kirimkan email ke lexiexu47@gmail.com dengan subject yang diisi dengan "MysteryGame@Area47: THE ASYLUM episode 9," diikuti nama panggilan diikuti "HP=" diikuti jumlah HP diikuti "JP=" diikuti jumlah JP diikuti "XP=" diikuti jumlah XP, sementara dalam isi email, tuliskan jawaban atas pertanyaan ini:

APA YANG KAMU LAKUKAN UNTUK LOLOS DARI SITUASI INI? (Pilih antara:
1. Merobohkan rak yang dipenuhi berbagai peralatan menyeramkan dan membuat kekacauan.
2. Ngumpet di dalam kamar mandi laboratorium.
3. Kabur sambil mendobrak sekuat tenaga.)


Lexie tunggu jawabannya sampai enam hari berikutnya. Jangan sampai telat ya! ^^

Good luck, everybody!

xoxo,
Lexie

No comments: