Sunday, June 3, 2012

MysteryGame@Area47: THE ASYLUM™, episode 6

Jika pada Episode 5 kamu memilih:

1. Menyerahkan senjatamu kepada Johan, klik di sini.
2. Mempertahankan senjatamu dan menolong Johan, klik di sini.
3. Kabur meninggalkan Johan, klik di sini.



Mempertahankan senjatamu dan menolong Johan
Kamu menyadari bahwa Johan sedang memaksakan kehendaknya padamu. Tapi, kamu tak bakalan menurutinya begitu saja.

"Tidak!" Dengan tegas kamu menolak permintaan Johan. "Aku sanggup melindungi kita berdua!"

Sambil berkata begitu, kamu pun mulai menyerang pasien-pasien botak yang mengelilingi kalian itu. Namun mereka benar-benar kuat, terlalu kuat bagimu. Melawan satu saja kamu pasti kewalahan, apalagi melawan enam orang sekaligus. Kamu sudah nyaris pasrah saat mendadak Johan muncul di sampingmu. Matanya berkilat-kilat aneh, kilatan yang sama dengan yang terlihat pada keenam lawanmu, dan kamu mulai ketakutan.

"Berikan senjata itu padaku!" bentaknya sambil merebut senjata itu.

Berhubung rambutmu sedang dijambak salah satu lawanmu sementara yang lain memukulimu dengan bertubi-tubi, kamu tidak berdaya sama sekali saat Johan merampas senjatamu.

Klik di sini untuk melanjutkan.


Kabur meninggalkan Johan
Kamu menyadari bahwa Johan sedang memaksakan kehendaknya padamu. Cepat atau lambat, kamu akan dijerumuskan oleh Johan. Karena itu, daripada kamu meladeninya lagi, kamu pun memilih jalan tercepat berisiko tinggi.

Kamu melarikan diri meninggalkannya.

Kamu berhasil kabur dari ruangan itu tanpa terluka. Rasanya begitu bebas tanpa Johan. Namun mendadak kamu merasa tidak enak. Kamu bukan orang yang suka meninggalkan teman begitu saja. Selama ini, kamu selalu membuktikan integritasmu sebagai orang yang baik dan setia. Sesaat kamu berperang antara keinginan untuk menyelamatkan dirimu dan janji untuk selamat bersama Johan.

Akhirnya, kamu kembali lagi ke dalam ruangan itu.

Begitu tiba kembali ke sana, kamu langsung dihadang oleh salah satu dari enam pasien botak dan gila yang bergaya-gaya mirip kingkong. Saat kamu mencoba melewatinya, dia malah menyambar senjatamu. Kamu berusaha menyentakkannya, tapi kamu malah terlempar ke arah dinding, sementara senjatamu dirampas olehnya. Kamu hanya melongo melihat pasien botak itu melemparkan senjatamu dan Johan berhasil menangkapnya.

Klik di sini untuk melanjutkan.


Menyerahkan senjata kepada Johan
Kini senjata satu-satunya yang kalian miliki berada di tangan Johan. Sesuai perkataanya, Johan memang jauh lebih kuat dibanding denganmu. Dia menggunakan senjata itu dengan sangat baik. Dalam waktu singkat, enam pasien gila yang botak itu berhasil dijegal sampai jatuh bertumpuk-tumpuk, menciptakan sebuah kesempatan bagi kalian untuk melarikan diri. Kamu mengikuti Johan kabur dari ruangan itu, menutup pintu supaya para penghuni kamar itu tidak mengejar kalian. Kamu menarik gagang pintu selama beberapa saat, tapi ternyata tak ada usaha sama sekali dari dalam untuk membuka pintu. Sepertinya mereka tidak berani keluar dari kamar yang menjadi "sarang" mereka.

Mendadak kamu menyadari keheningan yang tidak wajar. Kamu melepaskan gagang pintu dan membalikkan tubuh.

Dan merasakan sebuah cekikan kuat di lehermu.

Kamu merasa tak percaya. Kamu sudah bersusah-susah untuk tetap bersama Johan, tapi kini dia malah ingin membunuhmu? Mana mukanya dipenuhi dendam dan amarah yang sangat menakutkan. Selama sedetik yang sangat panjang, kamu merasa sudah tiba waktumu untuk menghadap Raja Neraka.

"Kau mau mengkhianatiku?" teriaknya. "Kau mau meninggalkanku mati dibunuh orang-orang itu kan?"

Kamu menggeleng sambil mengap-mengap. "Aku sudah melakukan semuanya untuk menyelamatkan kita berdua!"

"Kita berdua?" teriaknya histeris sambil memperketat cekikannya, dan kamu mulai berkunang-kunang. "Jangan bohong! Untuk apa kamu menyelamatkanku? Kamu pasti ingin aku mati juga kan?"

Ingin dia mati juga? Memangnya di dunia ini berapa banyak yang menginginkan orang ini mati?

Hah, jangan menanyakan hal-hal aneh begini saat nyawamu sedang di ujung tanduk! Susah payah kamu balas teriak, "Nggak! Aku nggak akan ninggalin kamu, sialan! Kalau kamu mati di sini, bagaimana caranya aku membuka kunci yang hanya bisa dibuka dua orang itu?"

Johan tertegun. Cekikannya mengendur, dan kamu segera menyentakkan diri ke belakang.

"Gila," omelmu berang. "Kamu nyaris membunuhku, tahu?"

"Sori," sahut Johan datar. Meski baru saja mencekikmu sampai wajahmu sepertinya sudah kebiruan, wajahnya sama sekali tidak menampakkan rasa bersalah. Lagi-lagi kamu merasa ngeri dengan orang yang begitu berdarah dingin. "Kukira kamu ingin aku mati."

"Jangan konyol," ketusmu. "Kalau kamu nggak percaya padaku, seharusnya kamu nggak mengajakku melarikan diri bareng!"

Johan sama sekali tidak memedulikan ocehanmu. "Sepertinya orang-orang itu nggak berani keluar dari ruangan itu. Untuk sementara, kita aman. Tapi sekarang kamu harus mencari senjata..."

"Yang kamu pegang itu senjataku."

"Sekarang sudah menjadi punyaku," seringai Johan, sama sekali tidak terlihat ingin mengembalikan senjatamu. "Hati-hati, kamu lemah banget. Kalau nggak punya senjata, kamu pasti mati cepat."

Sialan. Johan benar-benar menyebalkan. Kalau tak ingat betapa kuatnya dia, pasti sekarang kamu sudah sedang menggebukinya sampai babak-belur. Tapi kalau kejadiannya seperti ini, bisa-bisa kamu yang mati konyol kalau dia membalas gebukanmu.

Sambil mengertakkan gigi, kamu mengikuti Johan yang sudah berjalan duluan. Kalian menyusuri koridor itu tanpa bicara. Yang terdengar hanyalah langkah kaki kalian. Tap, tap, tap...

Mendadak Johan berhenti.

"Ada apa?" tanyamu heran.

Johan berbalik padamu, dan memandang ke belakang punggungmu. Mukanya mendadak jadi pucat pasi.

"Lari!" teriaknya.

Kamu ingin menoleh, ingin tahu apa yang membuatnya pucat pasi dan langsung lari tunggang-langgang seperti itu, tapi tak ada waktu lagi. Johan sudah berlari meninggalkanmu. Satu tolehan ke belakang bisa membuatmu kehilangan jejak Johan, dan kamu tak ingin ditinggalkan seorang diri tanpa teman dan senjata.

Jadi kamu ikut melarikan diri.

Setelah beberapa lama berlari, kamu baru sadar. Pantas Johan menoleh ke belakang. Memang terdengar suara langkah di belakang. Bunyinya hampir tak terdengar, tapi memang ada. Rasanya seperti kecoak yang merayap di kepalamu, nyaris tak terasa karena terhalang rambut, tapi kamu tahu dia ada di sana. Dan sama seperti kecoak, langkah-langkah itu tidak mirip langkah manusia berkaki dua, melainkan makhluk lain yang berkaki banyak...

Astaga! Makhluk apaan sih itu?

Kamu berlari di belakang Johan, penasaran dengan makhluk di belakangmu sekaligus ketakutan setengah mati. Koridor yang tadinya terasa begitu panjang mendadak terasa pendek. Tahu-tahu saja kamu dan Johan sudah tiba di ujung koridor, di depan sebuah pintu kayu yang kokoh. Kamu tahu, di balik pintu itu adalah ruangan bangsal besar tempat kamu dan Johan bertemu untuk pertama kalinya. Dan di seberang ruangan, terdapat pintu keluar yang akan mengantarkan kalian pada dunia kebebasan.

Masalahnya, pintu itu tertutup rapat. Ada sebuah celah kecil di bagian atas pintu, cukup lebar kalau kamu ingin kabur melaluinya. Masalahnya, pintu itu tinggi sekali. Bagaimana caramu mencapainya?

"Angkat aku!" teriak Johan padamu. "Cepat! Nanti pasti akan kutarik kamu ke atas!"

Kamu menatap Johan tak percaya. Setelah kamu nyaris dicekik mati tadi, memangnya dia masih mengharapkan kamu mau memercayainya untuk urusan beginian?

Di sisi lain, di belakang kalian...

Astaga!!

Tanpa sengaja kamu menoleh ke belakang dan melihat makhluk itu. Makhluk dengan banyak kepala manusia berkepala botak--pastinya mereka adalah mantan-mantan pasien di ruangan yang sempat kalian datangi itu--dengan banyak kaki telanjang (rupanya itulah yang membuat langkah mereka tidak terdengar), tetapi hanya memiliki satu tubuh yang mirip dengan... OMG, tubuh apa itu, berbulu hitam pendek-pendek? Simpanse... ataukah laba-laba raksasa?

Mengerikan sekali! Jadi ini rumah sakit jiwa atau laboratorium percobaan???

Baca episode berikutnya.


INSTRUKSI MysteryGame@Area47 UNTUK MINGGU INI:

Hai para peserta MysteryGame@Area47!

Kirimkan email ke lexiexu47@gmail.com dengan subject yang diisi dengan "MysteryGame@Area47: THE ASYLUM episode 6," diikuti nama panggilan diikuti "HP=" diikuti jumlah HP diikuti "JP=" diikuti jumlah JP diikuti "XP=" diikuti jumlah XP diikuti jawaban atas pertanyaan ini:

TINDAKAN APA YANG KAMU AMBIL? (Pilih antara: bantu Johan memanjat pintu, memaksa supaya Johan yang membantu kamu naik, lari ke ruangan terdekat lain. Tidak perlu sebutkan alasannya.)

Lexie tunggu jawabannya sampai tanggal 16 Juni 2012. Minggu depan libur karena ada yang UKK. Jangan sampai telat ya mengirimkan jawabannya, karena episode 7 adalah episode battle #2!

Good luck, everybody!

xoxo,
Lexie

No comments: