Not by JK. Rowling
Hoguat, sekolah sihir tidak jelas di London—kemungkinan meniru sekolah sihir beken Hogwarts yang pernah masuk tipi beberapa waktu lalu—mendadak heboh. Pasalnya, salah satu murid mereka ternyata punya bakat sihir dahsyat mandraguna. Gosipnya, jika semua murid di sekolah itu dijadikan satu pun, tidak bakalan bisa menyaingi bakat si murid ini. Yah, tidak heran juga sih. Murid-murid Hoguat memang tidak ada yang punya bakat sihir tapi merasa punya. Jebolan dari sekolah ini biasanya jadi dukun, tukang obat jalanan, peramal garis miring penipu, bahkan penjual obat kuat. Beberapa yang beruntung bisa tampil di tipi lokal, sisanya tersebar di seluruh dunia sebagai kriminal.
Murid yang disebut-sebut tadi bernama Tom R. Nama lengkapnya Tompel Ridiculous Gedenya, tapi belakangan dia minta dipanggil Tom R, dan buntut-buntutnya namanya jadi “Dia yang Namanya Nggak Boleh Disebut-sebut”. Jelas si murid ini malu banget dengan nama aslinya. Apa boleh buat, memang Tom R punya tompel gede banget di dekat bibir. Kira-kira mirip Marilyn Monroe. Tapi lantaran gedenya ajegile, kadang-kadang dia disangka makan cokelat sampai belepotan. Beberapa teman yang perhatian sempat mencabut-cabut si tompel yang dikira noda cokelat sampai-sampai membuat Tom R naik pitam. Tidak heran kan, kalau Tom R benci banget pada tompelnya?
Saat namanya mulai beken, Tom R memutuskan untuk oplas. Sayang biaya tiket ke Korea Selatan terlalu mahal, sementara kalau naik sapu, takutnya ngadat di tengah jalan. Mana biar keren, Tom R harus shopping-shopping. Supaya irit, Tom R pun mencari dokter oplas gadungan. Kebetulan ada alumni Hoguat yang punya profesi sebagai dokter oplas. Namanya Dr. Lexie Xu, M.D. Berhubung namanya keren banget, Tom R pun merasa Dr. Lexie Xu, M.D. tidak gadungan-gadungan banget dan bisa memercayainya. Apalagi saat ketemu, rupanya muka Dr. Lexie Xu, M.D. sangat berwibawa. Seketika Tom R menyerahkan nasib mukanya pada si dokter.
“Tenang!” kata si dokter sambil mengeluarkan sederet pisau dari balik ketiaknya. Ada pisau saku, silet, pisau buah, pisau dapur, bahkan parang berjejer. “Lo mau muka kayak siapa pun juga, bisa gue jadiin! Tinggal lo sebut aja namanya!”
“Gue mau punya muka kayak Xiumin EXO!” teriak Tom R.
“Nggak bisa.” Si dokter langsung menolak. “Doi terlalu ganteng. Muka lo pas-pasan. Cari dong, yang mukanya lebih mirip dikit!”
“Nggak ada artis ganteng yang mukanya mirip gue!” Meski orang London, ternyata Tom R jago ngomong gue-elo kayak orang Jakarta. “Gini aja, coba kayak Bruce Willis.”
“Nah, itu bisa,” si dokter manggut-manggut. “Tapi kalo meleset dikit, jadi Homer Simpson. Nggak apa-apa? Dia kan beken juga. Mungkin lebih beken dari Bruce.”
“Okelah kalo gitu. Pokoknya gue mau kayak artis.”
“Siap. Sekarang lo tidur dulu. Gue bius dulu. Oke, cuy?”
“Oke.”
Tom R tidak menduga cara pembiusan Dr. Lexie Xu, M.D. kasar banget. Belum apa-apa dia sudah dihajar pakai kapak. Berhubung Tom R belum pingsan-pingsan juga, si dokter sodorin jempol kaki. Takut diperlakukan lebih sadis lagi, Tom R terpaksa memingsankan diri sendiri dengan ilmu sihirnya yang luar biasa itu.
Dr. Lexie Xu, M.D. sangat puas diberi pasien yang tidak berdaya. Yang pertama-tama doi cabut adalah sabit, soalnya ukurannya gede, meyakinkan, mana terlihat agak-agak keji. Saat Dr. Lexie Xu, M.D. memegang sabit, rasanya seperti malaikat kematian (baca: Lee Dong Wook).
“Pertama-tama kita botakin dulu dia,” kata Dr. Lexie Xu, M.D. sambil mulai mengeluarkan jurusnya. “Bruce botak. Homer botak. Vin Diesel botak. The Rock juga botak. Pokoknya you can’t go wrong with botak!”
Dalam sekejap Tom R sudah jadi botak, dan Dr. Lexie Xu, M.D. sangat puas dengan hasilnya. Meski Tom R tidak seganteng Bruce, Vin Diesel, maupun The Rock (tapi agak mirip Homer), setidaknya kepala Tom R sudah plontos. Tidak apa-apa kepalanya agak berdarah-darah, itu kan harga yang harus dibayar untuk ketampanan.
Kali kedua Dr. Lexie Xu, M. D. mencabut parangnya laksana samurai mencabut katana-nya. “Hidung Bruce Willis mancung dan keren, tapi hidung si anu ini mirip jambu. Biar ai sulap jadi keren!”
Akan tetapi, kali ini ada yang salah. Baru saja tebas sekali, hidung Tom R sudah menggelinding-gelinding di lantai.
“Oops, sawrry,” ucap Dr. Lexie Xu, M.D. sambil bergaya-gaya mirip Cheon Song Yi di drama Korea My Love From Another Star, padahal mukanya lebih mirip bapaknya Cheon Song Yi. “Mari kita coba lagi, bro!”
Kali ini Dr. Lexie Xu, M.D. mengeluarkan pisau cukur. “Alisnya kayak Shinchan banget, padahal alis Bruce kan kece. Coba kita bentuk.”
Akan tetapi, semakin dibentuk, alis Tom R semakin habis. Lama-lama botaklah alis Tom R, dan Dr. Lexie Xu, M.D. tidak punya kata-kata lain selain, “Oops, I did it again!” (kali ini berusaha mirip Britney).
“Giginya si anu ini banyak amat, mana gede-gede lagi, harus gue pahat biar keren kayak punya Bruce.”
Tidak makan banyak waktu saat Dr. Lexie Xu, M.D. sadar bahwa gigi Tom R. sudah ompong. Gawat. Ini sudah jelas-jelas jadi oplas gone wrong. Tidak mungkin Tom R bersedia membayarnya. Yang lebih mungkin, Tom R bakalan mencabut nyawanya. Dr. Lexie Xu, M.D. tahu kemampuan sihir Tom R jauh di atas dirinya. Mumpung Tom R masih pingsan, Dr. Lexie Xu, M.D. pun booking tiket pesawat terbang menuju Indonesia (yang tidak diketahui Tom R yang gaptek, kalau booking tiket dengan Traveloka biasanya lebih murah).
Itulah sedikit cerita kenapa “Dia yang Namanya Nggak Boleh Disebut-sebut” hobi ngamuk dan bunuh-bunuhin orang-orang yang cakep-cakep. Semuanya karena masa lalunya yang pahit. Jika doi pergi ke dokter oplas sungguhan, bisa jadi sekarang doi terkenal di tipi sebagai penyihir keren garis miring artis. Sayang, cita-citanya itu kandas akibat dikerjain dokter gadungan. Seandainya saja doi tidak berusaha ngirit, niscaya cita-citanya sudah tercapai.
Pelajaran untuk kita semua: kalau pergi ke dokter, jangan pergi ke dokter gadungan, gaes!
PS. Tompelnya? Lupa dicabut, bro.
4 comments:
Ngakaaaak pol . Jd makin lapar. Mau lagi mau lagi
Hahaha, ngakaakk habiss. Mantaap kak ^^
Ingin aku terbahak wkwkw..
Tragis sekali hidupmu tom(pel) :''
Hoguat, hahahhahahahahahah... Sampe lupa buat ilangin tompelnya hahhahahah
Post a Comment