Kamu menggali-gali peti raksasa itu dengan penuh semangat. Berbagai benda berharga membuat matamu jadi bersinar-sinar penuh kematrean, tapi kamu sadar kamu tidak mungkin memasukkan semua isinya ke dalam ranselmu. Apa yang sudah kamu ambil memang sudah cukup. Sekarang waktunya kamu mencari jam rantai yang dimaksud anak perempuan itu.
Saat sedang sibuk mencari-cari, mendadak kamu mendengar suara berderik yang sangat pelan. Pelan sekali, sampai nyaris tak terdengar, namun karena adrenalin yang kini mengalir deras dalam darahmu, kamu jadi sensi. Kamu menoleh dengan cepat, dan melihat ujung kepala seseorang muncul dari lubang di lantai, tempat kamu nongol tadi.
Oh mannn, seremnyaaa!!!
Sebuah tangan meraih ke atas, memegangi ujung lantai. Tangan pucat yang rada keabu-abuan. Tangan yang lain ikut muncul ke atas. Kedua tangan itu menekan lantai, dan kepala pemiliknya nongol ke atas.
Ternyata si anak perempuan.
"Kenapa sih kamu harus muncul dengan gaya mengerikan begitu?" tanyamu kesal bercampur gugup. Namun semua perasaan itu lenyap saat kamu melihat tubuh atas anak itu berlubang-lubang--tanpa darah yang mengalir, tentu saja--sementara kakinya masih terjuntai di tangga tanpa tenaga. "Apa yang terjadi?"
"Pria itu sudah ada di sini," bisik anak perempuan itu dengan mulut terkatup. "Dia menyiksa kami semua untuk mencari tahu keberadaanmu. Tapi semua itu tidak penting." Tidak penting?? Tapi kamu bisa melihat wajah anak perempuan yang sebenarnya masih kecil itu dipenuhi kesakitan!!! "Yang lebih penting adalah kamu harus segera mencari arloji itu. Temukan arloji itu dan hancurkan. Kumohon, cepatlah."
"Daripada mohon-mohon, sebaiknya kamu bantu nyari," ketusmu.
"Tidak bisa," geleng si anak kecil. "Kami semua tidak bisa mendekati sumber kekuatannya. Makanya kami terpaksa membiarkan lukisan itu meski kami tidak suka melihatnya."
Dasar, memang sudah nasib kamu harus mengerjakan semua ini sendirian. Sialnya, arloji itu ternyata tidak berada di dalam kotak besar dan indah yang kamu buka itu. Terpaksa kamu beralih ke kotak lain. Berhubung benda itu tidak ada di kotak paling besar dan indah, barangkali benda itu malah ada di kotak paling kecil dan jelek. Maka kamu pun membuka kotak paling kecil dan jelek yang bisa kamu temukan. Sayangnya, di dalamnya hanya ada pakaian-pakaian bekas yang sudah lapuk.
"Anak Muda, kamu ada di mana?"
Oh, sial!! Itu suara si kakek tua!!
Kamu dan si anak perempuan saling bertatapan dengan tampang tegang.
"Apa kamu yang menggambari lukisanku, Nak? Tega sekali kamu! Apa kamu tahu, itu lukisan yang sangat berharga? Itu satu-satunya lukisanku waktu masih muda!"
Gawat, dia sudah tahu! Yah, mana mungkin tidak? Saat kamu menggambari lukisan yang seketika berdarah-darah itu, kakek itu meraung-raung di luar seperti kena rajam. Dan seperti kata si anak kecil, mereka semua tidak bisa mendekati sumber kekuatan si kakek tua. Satu-satunya tertuduh hanyalah kamu.
"Cepat cari," bisik si anak perempuan mengingatkanmu, "tapi jangan berisik. Jangan sampai dia tahu kamu ada di sini."
Kamu beranjak, dan baru menyadari bahwa langkah sepelan apa pun menyebabkan lantai atap itu berderak. Gawat, cepat atau lambat, kakek tua itu akan mendengarnya. Kamu harus memilih kotak yang tepat secepatnya.
Akhirnya kamu memilih kotak cantik berukuran kecil. Saat membuka kotak itu, beberapa perhiasan tumpah ke lantai, termasuk sebuah jam rantai emas.
"Apa itu?" Rupanya suara perhiasan yang jatuh mengenai lantai kayu menarik perhatian si kakek tua. "Siapa itu di atas?"
Terdengar suara langkah menaiki tangga. Uh-oh. Gawat. Supergawat! Selama beberapa saat, kamu dan si anak perempuan tidak berani bergerak sedikit pun.
"Kamu lagi di atas loteng, Anak Muda? Lagi ngapain kamu? Apa ada sesuatu yang sedang kamu cari?"
Sial, jelas-jelas dia sudah tahu kamu sedang mencari jam rantainya, tapi dia masih berpura-pura bahwa kalian tetap berteman. Mungkin dia pikir dengan begitu kamu akan kehilangan kewaspadaanmu. Kamu jadi rada tersinggung juga. Memangnya dia kira kamu bisa sebodoh itu? Meski kamu tertipu dengan ucapannya, kamu tak bakalan mau dekat-dekat lagi dengan orang sejahat itu.
"Ambil jam itu," bisik si anak perempuan, dan kamu buru-buru meraup jam rantai itu. Sial, rantainya menyebabkan bunyi keras lagi! "Aku akan menghalangi dia lagi, sementara kamu kabur. Cepat hancurkan arloji itu begitu kamu sempat."
"Kita jatuhkan saja jam itu dari atap sini ke bawah sana!" usulmu.
"Jangan!" geleng si anak perempuan. "Itu cara yang bodoh. Jam itu barangkali tidak pecah, sementara kamu akan sulit memungutnya lagi. Kamu harus gunakan cara yang pasti berhasil."
Benar juga. Meski jengkel karena dikatai menggunakan cara bodoh, kata-kata anak perempuan itu masuk akal. "Iya iya. Aku akan menghancurkannya dengan tanganku sendiri. Tapi sekarang, masalahnya, gimana caranya aku kabur dari sini?"
"Ada tiga jalan keluar. Yang pertama adalah lubang itu." Si anak perempuan menunjuk sebuah lubang yang bolong di atas atap. "Dari situ kamu bisa menuruni pipa air, kalau kamu tidak takut ketinggian. Kalau kamu jatuh, ya kemungkinan kamu akan bergabung dengan kami." Sial, itu pilihan yang menakutkan! Kenapa sih si anak perempuan bisa mengucapkan kata-kata yang mengecilkan hati begitu? "Yang kedua adalah menerobos pria jahat itu dan turun melalui tangga tempat kita naik tadi. Dalam kondisi sekarang ini, kamu pasti bisa bergerak lebih cepat darinya. Tapi dia sangat licik. Jadi dia pasti akan menghalalkan segala cara untuk menangkapmu. Kemungkinan besar, kamu nggak akan bisa menang melawannya. Dan yang ketiga..."
"Yang ketiga?" Semoga saja pilihan ketiga ini jauh lebih baik dari dua pilihan berisiko tinggi yang sudah ada.
"Yang ketiga adalah bersembunyi di dalam salah satu peti besar yang kosong. Supaya dia tidak curiga, kamu terpaksa harus menutup peti dan kehilangan akses udara segar. Kalo dia berlama-lama, bisa jadi kamu malah mati konyol di dalam peti. Dan kemungkinan besar dia akan mengobrak-abrik peti-peti ini demi mencarimu. Tapi aku akan membantumu dan berusaha keras untuk menipunya."
Sesaat kamu hanya bisa bengong memikirkan pilihan-pilihan itu. Semuanya jelek-jelek amat. Tapi sepertinya memang hanya itulah pilihan-pilihan yang tersedia. Mau tak mau, kamu harus memilih salah satu di antara tiga pilihan itu.
INSTRUKSI MysteryGame@Area47 UNTUK MINGGU INI:
Hai para peserta MysteryGame@Area47 yang sudah mendaftarkan diri!
Kirimkan email ke lexiexu47@gmail.com dengan subject yang diisi dengan "Holiday in Hell episode 9" diikuti nama dan jawaban atas pertanyaan ini:
JALAN APAKAH YANG KAMU TEMPUH?
(Pilihan jawaban:
1. Lari melalui lubang di atap.
2. Menerobos si Kakek dan turun melalui tangga.
3. Ngumpet di salah satu peti besar yang kosong.
* Tidak perlu sebutkan alasannya.)
Kalex tunggu jawabannya sampai enam hari lagi! ^^
Good luck, everybody!
xoxo,
Lexie
No comments:
Post a Comment